Sunday, January 20, 2019

METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI PONDOK PESANTREN SALAFIYAH KAJEN MARGOYOSO PATI TAHUN 2015


METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI PONDOK PESANTREN SALAFIYAH KAJEN MARGOYOSO PATI TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Belajar Bahasa Arab bukan sekedar belajar Bahasa Asing untuk alat komunikasi semata.Untuk sebagian kalangan umat Islam,belajar Bahasa Arab juga berarti belajar agama karena Islam disampaikan dengan bahasa Arab (QS. Yusuf:2).Bahkan ada yang menganggap bahasa Arab merupakan bagian dari agama Islam.
Pembelajaran Bahasa Arab dewasa ini masih menghadapi berbagai macam persoalan,baik dari sisi media, maupun metode pembelajarannya.Kendala tersebut dapat dilihat dari hasil atau nilai materi pelajaran yang telah diperoleh oleh para santri yang belum maksimal.Bahkan sebagian dari mereka belum mencapai tujuan yang diharapkan.
Kondisi tersebut tentu tidak dapat dibiarkan terus menerus,akan tetapi membutuhkan solusi yang baik,sehingga kompetensi Bahasa Arab yang dimiliki peserta didik menjadi baik dan dapat diandalkan.Sasaran pembelajaran yang ditekankan pada penguasaan kompetensi berbahasa Arab merupakan salah satu point penting dalam melakukan perbaikan pembelajaran bahasa asing.
Usaha memperoleh kompetensi berbahasa Arab tersebut baik pada maharah istima’,kalam,kitabah,dan qira’ah sangat ditentukan oleh strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.Strategi memiliki peranan yang penting setiap hal,termasuk dalam pembelajaran Bahasa Arab .Apalagi Bahasa Arab ini belum mempunyai lingkungan bahasa (bi’ah lughawiyyah) yang memadahi.Oleh karena itu,pembelajaran Bahasa Arab yang saat ini dapat meningkatkan kualitas para santri dalam memahami dan menggunakan Bahasa Arab,baik sebagai alat komunikasi,ilmiah,dan agama.
1.2    Rumusan Masalah
1)      Bagaimana proses pembelajaran Bahasa Arab diPondok Pesantren Salafiyah Kajen Margoyoso Pati?
2)      Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pembelajaran Bahasa Arab diPondok Pesantren Salafiyah Kajen Margoyoso pati?
1.3    Tujuan Penelitian
a)      Untuk mengetahui metode pembelajaran yang efektif untuk diterapkan diPondok Pesantren Salafiyah Kajen Margoyoso Pati
b)      Untuk mengetahui faktor yang menunjang dan menghambat penggunaan metode pembelajaran Bahasa Arab diPondok Pesantren Salafiyah Kajen Margoyoso Pati
1.4    Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaannya dapat menjadi manfaat sebagaimana berikut.
a.       Secara teoritis :
1)      Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritisasi keilmuan serta memperkaya khazanah keilmuan terkait metode pembelajaran bahasa Arab bagi para santri 
b.      Secara praktis :
1)      Bagi kebijakan pemerintah, sehingga dapat mengimplementasikan metode pembelajaran yang efektif untuk diterapkan dalam kurikulum bahasa Arab berbasis KTSP
2)      Bagi sekolah, untuk meningkatkan kredibilitas guru-guru dalam melaksanakan proses pembelajaran khususnya dalam mengimplementasikan metode pembelajaran bahasa Arab
3)      Bagi guru pengampu,penelitian ini dapat menjadi bahan acuan dalam mengimplementasikan metode pembelajaran bahasa Arab di berbagai sekolah
4)      Bagi masyarakat/orang tua murid penelitian ini berguna untuk membantu penentuan prestasi serta kemajuan murid selama proses pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa Arab
5)      Penelitian ini berguna bagi peneliti lain sebagai masukan dalam kajian yang relevan juga dapat menjadi bekal dalam menimba ilmu pengetahuan dalam rangka menjalankan tugas dan tanggung jawab dimasa mendatang dalam hal metode pembelajaran bahasa Arab.












BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sekilas Pertumbuhan dan Perkembangan Bahasa Arab
Pada masa awal pertumbuhan dan perkembangannya,bahasa Arab tidaklah lebih  dari pada bahasa masyarakat Badui yang tinggal didaerah pedalaman arab.Mereka adalah penduduk yang belum banyak mengenal peradaban sehingga mereka tertinggal dari segala hal dengan daerah di sekitarnya yang lain.Akan tetapi semenjak datangnya islam dengan membawa kitab suci Al-Qur’an yang berbahasa Arab,perkembangan bahasa Arab pun kian pesat.Islam semakin tersebar ke seluruh Dunia,tentunya seluruh jazirah Arab begitu juga dengan daerah-daerah di Asia Tengah dan Selatan dan beberapa wilayah Eropa.
Oleh karena itu,bahasa Arab menjadi tolok ukur tingginya derajat kemuliaan seorang masyarakat.Jika mereka lancar dan fasih dalam berbahasa Arab,maka akan mendapatkan kedudukan yang tinggi di masyarakat.Tidak berhenti sampai di situ,anak-anak para penduduk pun disekolahkan kepada orang Arab Badui untuk belajar bahasa Arab.Hal ini bertujuan agar anak-anak mereka bisa memprbaiki hidup dalam masyarakat.
Bahasa Arab semakin lama semakin berkembang dengan pesat,ditambah lagi dengan perluasan wilayah yang dilakukan oleh Bani Abbasiyah.Dengan adanya pandangan bahwa islam tetap berjaya dengan bahasa Arab.Pada masa Bani Abbasiyah,bahasa Arab juga mengalami sedikit kemunduran .Kemunduran tersebut karena adanya pengaruh bahasa kedaerahan yang masih dipakai oleh penduduk yang berada di bawah kekuasaan Islam.Bahasa Arab tersebut disebut dengan  ammiyah.Bahkan,pada masa ini,terdapat gagasan untuk membuang bahasa Arab fusha, dan menggantikannya denganbahasa Arab ammiyah.
Akan tetapi, bahasa Arab fusha kembali mendapatkan tempat yang istimewa pada abadke-14 Hijriah.Pada masa ini, bahasa Arab fusha kembali dipelajari dan digunakan dalam forum-forum resmi kenegaraan.Perkembangan selanjutnya, bahasa Arab kembali mengalami masa yang sangat pahit ketika berada pada masa abad ke-5 HijriAkan tetapi, saat itu bahasa Arab masih mendapatkan sedikit perhatian dari orang-orang yang menguasai bahasa Arab fusha dengan baik.Di antara mereka adalah al-Ghazali yang mendirikan sekolah untuk mempelajari bahasa Arab,yaitu –An-Nizamiyah.Pada era baru,bahasa Arab menempati puncak kesuksesan dengan banyaknya buku yang lahir dengan memakai bahasa Arab.Selain itu, banyak buku diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.Hal ini dapat diartikan bahwa bahasa Arab menjadi bahasa keilmuan dan bahasa pengantar diberbagaiperguruan tinggi. Bahasa Arab tampaknya juga mulai masuk ke Indonesia bersamaan dengan tersebarnaya agama islam ke wilayah Nusantara pada abad ke-13 M.Pertanma kali islam masuk ke Indonesia, bahasa Arab mulai di ajarkan di masyarakat luas seiring dengan Al-Qur’an dan Hadist yang tertulis dengan bahasa Arab hanya dengan motif  keagamaan.Artinya , mereka belajar bahasa Arab hanya untuk mendalami teks-teks keagamaan untuk memahami dan mempelajari agama.
Berdasar fenomena tersebut, bahasa Arab pada waktu itu hanya hidup di kalangan pesantren dan kawasan penduduk yang agamis . Bahasa Arab hanya di ajarkan di pesantren, masjid,surau,dan madrasah keagamaan.Sedikit sekali yang menyadari bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang multidimensi,yang bisa di pakai untuk berbagai tujuan selain dari memahami teks-teks keagamaan. Bahasa Arab di pakai oleh tokoh-tokoh besar untuk melahirkan berbagai karya yang monumental,semisal filsafat,matematika,sains,fisika,sastra,dan lain-lain.
Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa bahasa Arab adalah peletak dasar keilmuan yang berhasil menjaga dan mengabadikan puluhan bahkan ribuan keilmuan yang dimiliki oleh Yunani.Andaikan tidak ada bahasa Arab,pastikanlah ilmu pengetahuan yang dimiliki orang Yunani punah.Saat Eropa mengalami kegelapan,mereka dianggap orang yang berbahaya bagi gereja,maka mereka harus dibunuh.Karena adanya hal tersebut,mereka lari ke Persia dan wilayah sekitarnya,yang kemudian karya mereka banyak diterjemahkan dalam bahasa Arab sebelum diterjemahkan lagi ke bahasa Eropa.
Dengan adanya pemahaman bahwa mempelajari bahasa Arab hanya karena motif agama membuat perkembangan bahasa Arab menjadi pasif bahkan cenderung stagnan.Sampai saat ini,metode pembelajaran bahasa Arab di Indonesia masih mengikuti orang Timur Tengah.permasalahan perkembangan bahasa Arab yang masih cenderung stagnan ini belum terselesaikan karena dihadapkan pada berbagai tantangan.Diantaranya adalah arus globalisasi yang menyebabkan pelajar lebih memilih belajar bahasa Inggris,Jerman, dan Prancis sebagai bahasa asing ketimbang bahasa Arab.
Seseorang yang mempelajari bahasa Arab pun sebenarnya sangat menjanjikan , yakni ia bisa menjadi guru atau pun dosen. Kekuasaan untuk menjadi guru dan dosen hanya ada di tangan lulusan pendidikan bahasa Arab .Untuk merumuskan kembali sistem pembelajaran bahasa Arab di Pon-Pes Salafiyah Kajen ini.Sebagai contoh adalah dengan melahirkan metode dan media yang bisa dipakai dalam pembelajaran bahasa Arab.Selain itu,juga  dengan merumuskan materi dan buku sebagai bahan ajar dan refrensi pembelajaran yang masih sangat kurang.Sebab,selama ini, buku refrensi pembelajaran bahasa Arab di Indonesia masih banyak mengadopsi dari Timur Tengah atau dari Barat.Sedangkan, untuk bisa melahirkan sebuah metode, media pembelajaran,dan materi ajar dalam ranah bahasa Arab, hendaknya perlu memperhatikan karakteristik bahasa Arab dan karakteristik peserta didik yang dihadapi.Sehingga,metode,media,dan materi tersebut benar-benar layak untuk dipakai dalam pembelajaran bahasa Arab sesuai dengan wawasan keindonesiaan.Berbagai metode dan media tetaplah tidak bisa mendukung kesuksesan pembelajaran jika tidak disertai kemahiran dan kreativitas guru dalam menggunakannya.Hal ini karena adanya anggapan dari sebagian besar ilmuwan bahwa metode dapat menjadi pendukung dalam dunia pembelajaran.Penjelasan dari berbagai metode ini tidak lain adalah untuk mencari sebuah cara yang tepat dalam mengajarkan empat ketrampilan berbahasa, dalam ini adalah bahasa Arab.Begitu juga dengan media,juga bisa menjadi pendukung dan pelengkap dalam kegiatan pembelajaran.Dunia modern yang dipenuhi perkembangan teknologi menuntut adanya inovasi pembelajaran bahasa.Media pembelajaran yang selalu mengikuti perkembanagn teknologi memungkinkan adanya proses pembelajaran yang sanagt mudah,efektif,dan efisien.Guru bisa memilih media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai bersama-sama.
2.2 Kompetensi, Strategi, dan Metode Pembelajaran Bahasa Arab
A. Kompetensi Bahasa Arab
Belajar bahasa Arab mempunyai sebuah tujuan yang sangat tinggi yaitu untuk memiliki kompetensi berbahasa. Sehingga seseoarang dapat menggunakan bahasa itu untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan hidupnaya.Misalnya untuk berkomunikasi dalam rangaka mengungkapkan dan menyampaikan pesan kepada orang lain,atau meminta bantuan dalam mencapai keinginannya.Dalam hal ini bahasa dapat menjadi media bagi seseorang dalam meningkatkan taraf hidup dan kebahagiaan dalam bermasyarakat.Bahasa apapun pada prinsipnya merupakan alat bersosial bagi manusia sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu, keberhasilan membangun sosial dan komunikasi antar sesama manusi seringkali disebabkan dan dipengaruhi oleh faktor bahasa.Seseoorang yang memiliki kompetensi bahasa yang baik biasannya lebih mampu melakukan interaksi kepada berbagai level struktur masyarakat yang ada disekitarnya.Mereka akan memiliki kepercayaan yang kuat dalam berhadapan dengan orang lain.
Belajar bahasa Arab seharusnya tidak hanya karena keinginan agar dapat membaca al- Qur-an saja.Namun belajar bahasa Arab harus dikembalikan kepada fungsi awal bahasa yaitu belajar bahasa sebagai alat komunikasi,baik komunikasi dalam bentuk lisan maupun tulisan diantaranya untuk membaca al-Qur’an sekaligus dapat memahami maksud atau makna.Komunikasi lisan ini meliputi dua aspek yaitu istima dan kalam sedangkan komunikasi tulisan dapat meliputi dua aspek ketrampilan bahasa yaitu kitabah dan qira’ah.Dengan demikian belajar bahasa Arab adalah belajar untuk mengembangkan kompetensi berbahasa Arab yang professional dalam semua sisi bahasa.Sedangkan kompetensi bahasa itu sendiri tidak hanya pada salah satu aspek dari unsur-unsur maharah lughawiyyah.Tetapi meliputi empat ketrampilan ( istima,kalam,qira’ah,dan kitabah) dalam memenuhi kebutuhan baik yang bersifat personal maupun sosial.
1)      Pengertian Kompetensi Bahasa Arab
Kata kompetensi berasal dari bahasa Inggris “competence” yang berarti ability,power,authority,skill,knowledge.Dan kecakapan kemampuan serta wewenang.Adapun padanan kata competent dalam bahasa Arab adalah kafa’ah.Jadi kata kompetensi dari kata kompetent yang berarti memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam bidangnya sehingga ia mempunyai kewenangan untuk melakukan sesuatu dalam batas ilmunya tersebut.
Kompetensi merupakan perpaduan dari tiga domain pendidikan yang meliputi ranah pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang terbentuk dalam pola berfikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.Atas dasar ini kompetensi dapat berarti pengetahuan,ketrampilan dan kemampuan yag dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan prilaku-prilaku kognitif,afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Pembelajaran dengan berbasis kompetensi ini pada dasarnya mengarah pada pembentukan lifeskill (kecakapan hidup) pada para santri sebagai bekal untuk hudup dan kehidupan mereka dimasa mendatang.Lifeskill untuk saat ini menjadi debuah keharusan bagi setiap mata pelajaran.Sehingga setelah belajar mereka akan memiliki:
1)      Pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk berfungsi dalam masyarakat
2)      Kemampuan yang membuat seseorang berbeda dalam kehidupan sehari-hari
3)      Kemampuan yang berupa prilaku adaptif dan positif yang memungkunkan seseorang untuk menjawab tuntutan dan tantangan kehidupan sehari-hari secara efektif.
Sedangkan bahasa (lughah) adalah kumpulan system bunyi,nahwu,sharaf, dan leksikal yang integral satu sama lain untuk menghasilkan ungkapan atau kalimat yang mempunyai makna diantara sekelompok umat manusia. Ibnu Jinni berpendapat bahwa bahasa adalah bunyi yang digunakan oleh suatu kaum untuk mengungkapkan tujuan-tujuan mereka.Jadi bahasa Arab adalah kata-kata yang disusun dan digunakan oleh orang-orang Arab untuk mengungkapkan tujuan-tujuan mereka.Dengan demikian bahasa mempunyai fungsi yang besar sebagi tempat dan alat pemikiransebuah umat manusia baik yang berkaitan dengan persoalan atau logika maupun perasaan dan keinginan.

0 comments:

Post a Comment