METODE
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI PONDOK PESANTREN SALAFIYAH KAJEN MARGOYOSO PATI
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Belajar Bahasa Arab bukan sekedar belajar Bahasa
Asing untuk alat komunikasi semata.Untuk sebagian kalangan umat Islam,belajar
Bahasa Arab juga berarti belajar agama karena Islam disampaikan dengan bahasa
Arab (QS. Yusuf:2).Bahkan ada yang menganggap bahasa Arab merupakan bagian dari
agama Islam.
Pembelajaran Bahasa Arab dewasa ini masih menghadapi
berbagai macam persoalan,baik dari sisi media, maupun metode
pembelajarannya.Kendala tersebut dapat dilihat dari hasil atau nilai materi
pelajaran yang telah diperoleh oleh para santri yang belum maksimal.Bahkan
sebagian dari mereka belum mencapai tujuan yang diharapkan.
Kondisi tersebut tentu tidak dapat dibiarkan terus
menerus,akan tetapi membutuhkan solusi yang baik,sehingga kompetensi Bahasa
Arab yang dimiliki peserta didik menjadi baik dan dapat diandalkan.Sasaran
pembelajaran yang ditekankan pada penguasaan kompetensi berbahasa Arab
merupakan salah satu point penting dalam melakukan perbaikan pembelajaran
bahasa asing.
Usaha memperoleh kompetensi berbahasa Arab tersebut
baik pada maharah istima’,kalam,kitabah,dan qira’ah sangat ditentukan
oleh strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.Strategi memiliki
peranan yang penting setiap hal,termasuk dalam pembelajaran Bahasa Arab
.Apalagi Bahasa Arab ini belum mempunyai lingkungan bahasa (bi’ah
lughawiyyah) yang memadahi.Oleh karena itu,pembelajaran Bahasa Arab yang
saat ini dapat meningkatkan kualitas para santri dalam memahami dan menggunakan
Bahasa Arab,baik sebagai alat komunikasi,ilmiah,dan agama.
1.2
Rumusan Masalah
1) Bagaimana proses pembelajaran Bahasa Arab
diPondok Pesantren Salafiyah Kajen Margoyoso Pati?
2) Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh
terhadap pembelajaran Bahasa Arab diPondok Pesantren Salafiyah Kajen Margoyoso
pati?
1.3
Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui metode pembelajaran yang
efektif untuk diterapkan diPondok Pesantren Salafiyah Kajen Margoyoso Pati
b) Untuk mengetahui faktor yang menunjang
dan menghambat penggunaan metode pembelajaran Bahasa Arab diPondok Pesantren
Salafiyah Kajen Margoyoso Pati
1.4
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaannya dapat menjadi manfaat sebagaimana berikut.
a. Secara teoritis :
1) Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi teoritisasi keilmuan serta memperkaya khazanah keilmuan
terkait metode pembelajaran bahasa Arab bagi para santri
b. Secara praktis :
1) Bagi kebijakan pemerintah, sehingga dapat
mengimplementasikan metode pembelajaran yang efektif untuk diterapkan dalam
kurikulum bahasa Arab berbasis KTSP
2) Bagi sekolah, untuk meningkatkan
kredibilitas guru-guru dalam melaksanakan proses pembelajaran khususnya dalam
mengimplementasikan metode pembelajaran bahasa Arab
3) Bagi guru pengampu,penelitian ini dapat
menjadi bahan acuan dalam mengimplementasikan metode pembelajaran bahasa Arab
di berbagai sekolah
4) Bagi masyarakat/orang tua murid
penelitian ini berguna untuk membantu penentuan prestasi serta kemajuan murid
selama proses pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa Arab
5) Penelitian ini berguna bagi peneliti lain
sebagai masukan dalam kajian yang relevan juga dapat menjadi bekal dalam
menimba ilmu pengetahuan dalam rangka menjalankan tugas dan tanggung jawab
dimasa mendatang dalam hal metode pembelajaran bahasa Arab.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Sekilas
Pertumbuhan dan Perkembangan Bahasa Arab
Pada masa awal pertumbuhan dan
perkembangannya,bahasa Arab tidaklah lebih
dari pada bahasa masyarakat Badui yang tinggal didaerah pedalaman
arab.Mereka adalah penduduk yang belum banyak mengenal peradaban sehingga mereka
tertinggal dari segala hal dengan daerah di sekitarnya yang lain.Akan tetapi
semenjak datangnya islam dengan membawa kitab suci Al-Qur’an yang berbahasa
Arab,perkembangan bahasa Arab pun kian pesat.Islam semakin tersebar ke seluruh
Dunia,tentunya seluruh jazirah Arab begitu juga dengan daerah-daerah di Asia
Tengah dan Selatan dan beberapa wilayah Eropa.
Oleh karena itu,bahasa Arab menjadi tolok ukur
tingginya derajat kemuliaan seorang masyarakat.Jika mereka lancar dan fasih
dalam berbahasa Arab,maka akan mendapatkan kedudukan yang tinggi di
masyarakat.Tidak berhenti sampai di situ,anak-anak para penduduk pun
disekolahkan kepada orang Arab Badui untuk belajar bahasa Arab.Hal ini
bertujuan agar anak-anak mereka bisa memprbaiki hidup dalam masyarakat.
Bahasa Arab semakin lama semakin berkembang dengan
pesat,ditambah lagi dengan perluasan wilayah yang dilakukan oleh Bani
Abbasiyah.Dengan adanya pandangan bahwa islam tetap berjaya dengan bahasa
Arab.Pada masa Bani Abbasiyah,bahasa Arab juga mengalami sedikit kemunduran .Kemunduran
tersebut karena adanya pengaruh bahasa kedaerahan yang masih dipakai oleh
penduduk yang berada di bawah kekuasaan Islam.Bahasa Arab tersebut disebut
dengan ammiyah.Bahkan,pada masa
ini,terdapat gagasan untuk membuang bahasa Arab fusha, dan menggantikannya
denganbahasa Arab ammiyah.
Akan tetapi, bahasa Arab fusha kembali
mendapatkan tempat yang istimewa pada abadke-14 Hijriah.Pada masa ini, bahasa
Arab fusha kembali dipelajari dan digunakan dalam forum-forum resmi
kenegaraan.Perkembangan selanjutnya, bahasa Arab kembali mengalami masa yang
sangat pahit ketika berada pada masa abad ke-5 HijriAkan tetapi, saat itu
bahasa Arab masih mendapatkan sedikit perhatian dari orang-orang yang menguasai
bahasa Arab fusha dengan baik.Di antara mereka adalah al-Ghazali yang
mendirikan sekolah untuk mempelajari bahasa Arab,yaitu –An-Nizamiyah.Pada era
baru,bahasa Arab menempati puncak kesuksesan dengan banyaknya buku yang lahir
dengan memakai bahasa Arab.Selain itu, banyak buku diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab.Hal ini dapat diartikan bahwa bahasa Arab menjadi bahasa keilmuan dan
bahasa pengantar diberbagaiperguruan tinggi. Bahasa Arab tampaknya juga mulai
masuk ke Indonesia bersamaan dengan tersebarnaya agama islam ke wilayah
Nusantara pada abad ke-13 M.Pertanma kali islam masuk ke Indonesia, bahasa Arab
mulai di ajarkan di masyarakat luas seiring dengan Al-Qur’an dan Hadist yang
tertulis dengan bahasa Arab hanya dengan motif
keagamaan.Artinya , mereka belajar bahasa Arab hanya untuk mendalami
teks-teks keagamaan untuk memahami dan mempelajari agama.
Berdasar fenomena tersebut, bahasa Arab pada waktu
itu hanya hidup di kalangan pesantren dan kawasan penduduk yang agamis . Bahasa
Arab hanya di ajarkan di pesantren, masjid,surau,dan madrasah keagamaan.Sedikit
sekali yang menyadari bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang multidimensi,yang bisa
di pakai untuk berbagai tujuan selain dari memahami teks-teks keagamaan. Bahasa
Arab di pakai oleh tokoh-tokoh besar untuk melahirkan berbagai karya yang
monumental,semisal filsafat,matematika,sains,fisika,sastra,dan lain-lain.
Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan
bahwa bahasa Arab adalah peletak dasar keilmuan yang berhasil menjaga dan
mengabadikan puluhan bahkan ribuan keilmuan yang dimiliki oleh Yunani.Andaikan
tidak ada bahasa Arab,pastikanlah ilmu pengetahuan yang dimiliki orang Yunani
punah.Saat Eropa mengalami kegelapan,mereka dianggap orang yang berbahaya bagi
gereja,maka mereka harus dibunuh.Karena adanya hal tersebut,mereka lari ke
Persia dan wilayah sekitarnya,yang kemudian karya mereka banyak diterjemahkan
dalam bahasa Arab sebelum diterjemahkan lagi ke bahasa Eropa.
Dengan adanya pemahaman bahwa mempelajari bahasa
Arab hanya karena motif agama membuat perkembangan bahasa Arab menjadi pasif
bahkan cenderung stagnan.Sampai saat ini,metode pembelajaran bahasa Arab di
Indonesia masih mengikuti orang Timur Tengah.permasalahan perkembangan bahasa
Arab yang masih cenderung stagnan ini belum terselesaikan karena dihadapkan
pada berbagai tantangan.Diantaranya adalah arus globalisasi yang menyebabkan
pelajar lebih memilih belajar bahasa Inggris,Jerman, dan Prancis sebagai bahasa
asing ketimbang bahasa Arab.
Seseorang yang mempelajari bahasa Arab pun
sebenarnya sangat menjanjikan , yakni ia bisa menjadi guru atau pun dosen.
Kekuasaan untuk menjadi guru dan dosen hanya ada di tangan lulusan pendidikan
bahasa Arab .Untuk merumuskan kembali sistem pembelajaran bahasa Arab di
Pon-Pes Salafiyah Kajen ini.Sebagai contoh adalah dengan melahirkan metode dan
media yang bisa dipakai dalam pembelajaran bahasa Arab.Selain itu,juga dengan merumuskan materi dan buku sebagai
bahan ajar dan refrensi pembelajaran yang masih sangat kurang.Sebab,selama ini,
buku refrensi pembelajaran bahasa Arab di Indonesia masih banyak mengadopsi
dari Timur Tengah atau dari Barat.Sedangkan, untuk bisa melahirkan sebuah
metode, media pembelajaran,dan materi ajar dalam ranah bahasa Arab, hendaknya
perlu memperhatikan karakteristik bahasa Arab dan karakteristik peserta didik
yang dihadapi.Sehingga,metode,media,dan materi tersebut benar-benar layak untuk
dipakai dalam pembelajaran bahasa Arab sesuai dengan wawasan
keindonesiaan.Berbagai metode dan media tetaplah tidak bisa mendukung
kesuksesan pembelajaran jika tidak disertai kemahiran dan kreativitas guru
dalam menggunakannya.Hal ini karena adanya anggapan dari sebagian besar ilmuwan
bahwa metode dapat menjadi pendukung dalam dunia pembelajaran.Penjelasan dari
berbagai metode ini tidak lain adalah untuk mencari sebuah cara yang tepat
dalam mengajarkan empat ketrampilan berbahasa, dalam ini adalah bahasa
Arab.Begitu juga dengan media,juga bisa menjadi pendukung dan pelengkap dalam
kegiatan pembelajaran.Dunia modern yang dipenuhi perkembangan teknologi
menuntut adanya inovasi pembelajaran bahasa.Media pembelajaran yang selalu
mengikuti perkembanagn teknologi memungkinkan adanya proses pembelajaran yang
sanagt mudah,efektif,dan efisien.Guru bisa memilih media sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai bersama-sama.
2.2 Kompetensi, Strategi, dan Metode Pembelajaran
Bahasa Arab
A. Kompetensi Bahasa Arab
Belajar bahasa Arab mempunyai sebuah tujuan yang
sangat tinggi yaitu untuk memiliki kompetensi berbahasa. Sehingga seseoarang
dapat menggunakan bahasa itu untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan
hidupnaya.Misalnya untuk berkomunikasi dalam rangaka mengungkapkan dan
menyampaikan pesan kepada orang lain,atau meminta bantuan dalam mencapai
keinginannya.Dalam hal ini bahasa dapat menjadi media bagi seseorang dalam
meningkatkan taraf hidup dan kebahagiaan dalam bermasyarakat.Bahasa apapun pada
prinsipnya merupakan alat bersosial bagi manusia sebagai makhluk sosial. Oleh
karena itu, keberhasilan membangun sosial dan komunikasi antar sesama manusi
seringkali disebabkan dan dipengaruhi oleh faktor bahasa.Seseoorang yang
memiliki kompetensi bahasa yang baik biasannya lebih mampu melakukan interaksi
kepada berbagai level struktur masyarakat yang ada disekitarnya.Mereka akan
memiliki kepercayaan yang kuat dalam berhadapan dengan orang lain.
Belajar bahasa Arab seharusnya tidak hanya karena
keinginan agar dapat membaca al- Qur-an saja.Namun belajar bahasa Arab harus
dikembalikan kepada fungsi awal bahasa yaitu belajar bahasa sebagai alat
komunikasi,baik komunikasi dalam bentuk lisan maupun tulisan diantaranya untuk
membaca al-Qur’an sekaligus dapat memahami maksud atau makna.Komunikasi lisan
ini meliputi dua aspek yaitu istima dan kalam sedangkan
komunikasi tulisan dapat meliputi dua aspek ketrampilan bahasa yaitu kitabah
dan qira’ah.Dengan demikian belajar bahasa Arab adalah belajar untuk
mengembangkan kompetensi berbahasa Arab yang professional dalam semua sisi
bahasa.Sedangkan kompetensi bahasa itu sendiri tidak hanya pada salah satu
aspek dari unsur-unsur maharah lughawiyyah.Tetapi meliputi empat ketrampilan
( istima,kalam,qira’ah,dan kitabah) dalam memenuhi kebutuhan baik
yang bersifat personal maupun sosial.
1)
Pengertian
Kompetensi Bahasa Arab
Kata kompetensi berasal dari bahasa Inggris “competence” yang
berarti ability,power,authority,skill,knowledge.Dan kecakapan kemampuan
serta wewenang.Adapun padanan kata competent dalam bahasa Arab adalah kafa’ah.Jadi
kata kompetensi dari kata kompetent yang berarti memiliki kemampuan dan
ketrampilan dalam bidangnya sehingga ia mempunyai kewenangan untuk melakukan
sesuatu dalam batas ilmunya tersebut.
Kompetensi merupakan perpaduan dari tiga domain pendidikan yang meliputi
ranah pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang terbentuk dalam pola berfikir dan
bertindak dalam kehidupan sehari-hari.Atas dasar ini kompetensi dapat berarti
pengetahuan,ketrampilan dan kemampuan yag dikuasai oleh seseorang yang telah
menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan prilaku-prilaku
kognitif,afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Pembelajaran dengan berbasis kompetensi ini pada dasarnya mengarah pada pembentukan
lifeskill (kecakapan hidup) pada para santri sebagai bekal untuk hudup dan
kehidupan mereka dimasa mendatang.Lifeskill untuk saat ini menjadi debuah
keharusan bagi setiap mata pelajaran.Sehingga setelah belajar mereka akan
memiliki:
1)
Pengetahuan
dan kemampuan yang diperlukan untuk berfungsi dalam masyarakat
2)
Kemampuan yang
membuat seseorang berbeda dalam kehidupan sehari-hari
3)
Kemampuan yang
berupa prilaku adaptif dan positif yang memungkunkan seseorang untuk menjawab
tuntutan dan tantangan kehidupan sehari-hari secara efektif.
Sedangkan bahasa (lughah) adalah kumpulan
system bunyi,nahwu,sharaf, dan leksikal yang integral satu sama lain
untuk menghasilkan ungkapan atau kalimat yang mempunyai makna diantara sekelompok
umat manusia. Ibnu Jinni berpendapat bahwa bahasa adalah bunyi yang digunakan
oleh suatu kaum untuk mengungkapkan tujuan-tujuan mereka.Jadi bahasa Arab
adalah kata-kata yang disusun dan digunakan oleh orang-orang Arab untuk
mengungkapkan tujuan-tujuan mereka.Dengan demikian bahasa mempunyai fungsi yang
besar sebagi tempat dan alat pemikiransebuah umat manusia baik yang berkaitan
dengan persoalan atau logika maupun perasaan dan keinginan.
0 comments:
Post a Comment