BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar
Belakang
Bahasa
merupakan alat komunikasi yang berfungsi untuk menghantarkan atau menyampaikan
maksud apa yang ada di dalam fikiran manusia melalui huruf-huruf yang tersusun
sesuai dengan kaidah struktur bahasa ibunya. Bahasa sangat erat kaitannya
dengan kegiatan berfikir sehingga sistem bahasa yang berbeda akan melahirkan
pola pikir yang berbeda pula. Bruner mengatakan bahwa bahasa adalah alat pada
manusia untuk mengembangkan dan menyempurnakan pemikiran. Sehingga pengaruh
bahasa itu bisa menyebabkan pada pengaruh masyarakat yang mempelajarinya.
Misalnya pengaruh bahasa arab yang berada di Indonesia.
Kondisi ini
mungkin berbeda meskipun masyarakat indonesia mayoritas beragama islam. Bahasa
arab merupakan bahasa kedua atau mungkin bahasa ketiga dan keempat setelah
bahasa ibu. Hal itu dapat menuai masalah untuk mempelajari dan memahami bahasa
arab. Pada satu dimensi banyaknya kata serapan dalam bahasa indonesia yang
berasal dari bahasa arab akan memberikan keuntungan dan kemudahan bagi kita
dalam mempelajari bahsa arab sebagai bahasa kedua. Akan tetapi dalam hal
ortografi antara bahasa indonesia dan bahas arab menjadi kendala tersendiri
karena berbeda. Selain itu perbedaan struktur baik dari aspek sintaksis dan
semantiknya akan perbedaan dan persamaanya.[1]
2.2 Rumusan
Masalah
a.
Apa yang
dimaksud dengan Analisis Kontrastif Sintaksis/Semantik Bahasa Arab dan Bahasa
Indonesia?
b.
Bagaimanakah
cara Menyeleksi Sampel Struktur Sintaksis/Semantik Bahasa Arab dan Bahasa
Indonesia?
c.
Bagaimanakah
Mengkontraskan Sintaksis/Semantik Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia?
d.
Bagaimanakah
cara Menyusun Materi Pembelajaran Sintaksis/Semantik Bahasa Arab dan Bahasa
Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Kontrastif
Sintaksis/Semantik Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia
Analisis
kontrastif merupakan aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan
struktur B1 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan
antara kedua bahasa. Perbedaan-perbedaan antara kedua bahasa yang diperoleh dan
dihasilkan melalui anakon, dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan
atau memprediksikan kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala belajar berbahasa
yang akan dihadapi para siswa di sekolah, terlebih-lebih dalam belajar B2.[2]
Setiap
bahasa memiliki ciri khusus terutama pada struktur kalimat dan maknanya. Begitu
pula dalam B1 dan B2. Keduanya memiliki persamaan dan perbedaan struktur
menurut kaidah masing-masing. Untuk mengetahui struktur kedua bahasa dapat
dibuktikan dengan cara membandingakan kedua bahasa tersebut. Yaitu analisis
berdasarkan kala, jumlah dan persona yang merupakan gejala tata bahasa yang
universal dalam semua bahasa di dunia serta dalam B1 mempunyai perbedaan dengan
B2 pada struktur dan maknanya.[3]
2.2 Menyeleksi Sampel Struktur Sintaksis/Semantik Bahasa Arab dan
Bahasa Indonesia
Dalam kalimat
verbal bahasa arab disebut jumlah fi’liyyah karna diawali dengan fi’il dan
kalimat nominal dalam bahasa arab disebut jumlah ismiyyah karna di awali dengan
isim. Sedangkan dalam bahasa indonesia kalimat verbal dan kalimat nominal tetap
menggunakan pola S P O K.
TABEL[4]
|
Kalimat verbal
(arab)
|
Kalimat verbal
(indonesia)
|
Kalimat nominal
(arab)
|
Kalimat nominal
(indonesia)
|
perbedaan
|
Diawali fi’il
أكلتُ
أنا أكل*
|
Prediketnya V
Saya makan
|
Di awali isim
أنا
مدرس
أنا جالس
|
Prediketnya nominal
*Saya guru
*Saya duduk
|
persamaan
|
Prediketnya verba
|
Prediketnya verba
|
Prediketnya nomina (dan juga bisa verba)
|
Prediketnya nomina
|
2.3 Mengkontraskan
Sintaksis/Semantik Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia
Berdasarkan
analisis kontrastif dapat dilihat beberapa sampel yang berbeda antara B1dan B2
dalam kala, jumlah dan persona sebagai berikut:
a.
Bentuk kosa kata B1 dan B2 berdasarkan kala
Kala
salah satu cara menyatakan tempo melalui perubahan kategori gramtikal verba
berdasarkan waktu.
No.
|
Kala bahasa
indonesia (B1)
|
Kala bahasa arab
(B2)
|
Contoh B1
|
Contoh B2
|
1.
|
Masa lampau
|
Fi’il madhi
|
Ibu telah memasak
ayam di dapur
|
أمي طبخت الدجاجة في المطبخ
|
2.
|
Masa sekarang/
sedang berlangsung
|
Fi’ilmudhori’
|
Hanifah sedang
menulis pelajaran dipapan tulis
|
حنيفة تكتب الدراسة على السبورة
|
|
Masa akan datang
|
Fi’il mudhori’ +
sin tanfis atau saufa taswif
|
Saya akan pergi
ke rumah nenek
|
سأذهب إلى بيت جد
|
3.
|
Masa akan datang
berupa larangan atau perintah
|
Fi’il amar
(perintah)
Fi’il nahi
(larangan)
|
Pergilah!
Jangan sedih!
|
اذهب!
لا تحزن!
|
Kosakata
berdasarkan kala dalam B1 dan B2 mempunyai perbedaan pada proses
pembentukannya. Dalam B1 kosakata berdasarkan kala yang mempunyai arti lampau
umumnyaa diikuti dengan kata yang menunjukkan keterangan telah, sudah, beberapa
saat yang lalu dan semalam. Sedangkan dalam B2 hanya dengan kosakata yang
terdiri dari tiga huruf konsonan dan belum mendapat imbuhan (masih asli) sudah
memiliki makna telah atau sejenisnya.
Dalam
B1 kosakata berdasarkan kala sekarang meliputi bentuk kosakata yang bermakna
sedang dan bentuk kosakata sekarang dengan keterangan sedang dan mulai.
Sedangkan dalam B2 kala sekarang disebut fi’il mudhori’ yang mengalami
perubahan dari kosakata aslinya yaitu fi’il madhi, yang mana perubahan dari
madhi ke mudhori’ disesuaikan dengan subyeknya. Jika saya maka diawali dengan
huruf alif di depan, kamu PR (ta’), kamu LK (ya’) dan kita (nun) dan lain
sebagainya sesuai dengan rumus atau tashrifan yang telah dipelajari dalam ilmu
nahwu.
Kala
mendatang dalam B1disertakan keterangan “akan”, sedangkan dalam B2 cukup fi’il
mudhori ditambah sin tanfis (untuk masa yang dekat) dan saufa taswif (untuk
masa yang lama). Begitupula dalam kosakata larangan dan perintah dalam B1,
cukup dengan menambahkan “jangan” jika itu larangan dan menambahkan tanda seru
(!) jika itu sebuah perintah. Namun berbeda dengan B2 yang jika perintah maka
fi’il mudhori’ dijadikan fi’il amar dan jika itu larangan maka fi’il mudhori’
dijadikan fi’il nahi yang didalam fi’il nahi terdapat kata (لا).[5]
Pada akhirnya analisis kontrastif lebih
menekankan pada perbedaan-perbedaan antara dua bahasa yang berbeda pula.
Sedangkan persamaan-persamaan tidak begitu diperhatikan.
b.
Bentuk kosakata B1dan B2 berdasarkan jumlah
Jumlah
merupakan kategori gramatikal yang membeda-bedakan jumlah. Jumlah yang dimaksud
adalah kategori nominal atau kata benda yang dikenal berdasarkan orang,
binatang dan barang yang dapat dihitung jumlahnya. Bentuk kosakata B1dan B2
berdasarkan jumlah dapat dilihat di bawah ini:
No.
|
Jumlah dalam bahasa Indonesi (B1)
|
Jumlah dalam bahasa Arab (B2)
|
Contoh B1
|
Contoh B2
|
1.
|
SINGULAR
(Satu benda)
|
MUFROD
(satu benda)
|
Seorang muslim sholat di masjid
|
المسلم يصلى في المسجد
|
2.
|
Pluralis
(dua atau lebih)
|
Jamak
(dua atau lebih)
|
Anak-anak pergi ke sekolah
|
التلاديذ يذهبون إلى المدرسة
|
3
|
-
|
Mutsanna
(dua benda)
|
Ahmad dan hamid pergi ke sekolah
|
أحمد وحميد يذهبان إلى المدرسة
|
·
Jumlah singular B1
Singular
adalah kata benda yang merujuk pada satu bilangan. Dalam B1 kosakata seperti
ini mempunyai bentuk tunggal sesuai denngan kata benda yang dimaksud. Kata
benda tersebut biasanyaterdiri atas nama orang, nama benda dan lain sebagainya.
Berikut merupakan bentuk kosakata jumlah singular dalam B1.
Contoh : Orang yang duduk di bawah pohon itu
saudaraku.
Anak itu beberapa hari
yang lalu datang ke rumahku
Lelaki ini terbilang
produktif dalam menulis.
Pada
kosakata di atas, dapat diberi deskripsi bahwa jumlah singular dalam B1
merupakan kosakata yang masih asli atau kosakata nominal yang menjadi entri
(belum berubah menjadi jamak). Kosakata seperti orang, anak, lelaki pada data
di atas memiliki makna tunggal.
·
Jumlah singular (mufrodat) B2
c.
Bentuk kosakata B1 dan B2 berdasarkan personal
Kategori
|
Bahasa Indonesia
|
Bahasa Arab
|
Contoh
|
Orang pertama (mutakallim)
|
Saya
|
أنا
|
أنا تلميذ
|
Kita
|
نحن
|
نحن تلاميذ
|
|
Orang ketiga (ghoib)
|
Dia (lk) satu
|
هو
|
هو تلميذ
|
Dia (lk) 2
|
هما
|
هما تلميذان
|
|
dia (lk) lebih dari 2 / mereka(lk)
|
هم
|
هم تلاميذ
|
|
Dia (pr) satu
|
هي
|
هي تلميذة
|
|
Dia (pr) dua
|
هما
|
هما تلميذتان
|
|
Dia (pr) lebih dari 2/ mereka (pr)
|
هن
|
هن تلميذات
|
|
Orang kedua (mukhotab)
|
Kamu (lk) satu
|
أنتَ
|
أنت تلميذ
|
Kamu (lk) dua
|
أنتما
|
انتما تلميذان
|
|
Kamu (lk) lebih dari 2/ kalian
|
أنتم
|
انتم تلاميذ
|
|
Kamu (pr) satu
|
أنتِ
|
أنت تلميذة
|
|
Kamu (pr) dua
|
أنتما
|
انتما تلميذتان
|
|
Kamu (pr) lebih dari 2 /kalian (pr)
|
أنتن
|
أنتن تلميذات
|
2.4 Menyusun Materi
Pembelajaran Sintaksis/Semantik Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis
kontrastif merupakan aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan
struktur B1 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan
antara kedua bahasa. Perbedaan-perbedaan antara kedua bahasa yang diperoleh dan
dihasilkan melalui anakon, dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan
atau memprediksikan kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala belajar berbahasa
yang akan dihadapi para siswa di sekolah, terlebih-lebih dalam belajar B2
DAFTAR PUSTAKA
Lib.unnes.ac.id/19858/1/2111409004,pdf (analisis
kontrastif bahasa indonesia dan bahasa arab berdasarkan kala, jumlah dan
persona
[3][3]
Lib.unnes.ac.id/19858/1/2111409004,pdf (analisis kontrastif bahasa indonesia
dan bahasa arab berdasarkan kala, jumlah dan persona hal:7
[4]
Mohammad Syarif Hidayatullah dan Abdullah, pengantar linguistik bahasa arab
(klasik modern), (Jakarta: UIN syarif Hidayatullah, 2010), Cet. 1, Hlm. 114
[5]
Lib.unnes.ac.id/19858/1/2111409004,pdf (analisis kontrastif bahasa indonesia dan
bahasa arab berdasarkan kala, jumlah dan persona hal:39-55