Sunday, January 27, 2019

Makalah Metode Pembelajaran Bahasa Arab


BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Belajar Bahasa Arab bukan sekedar belajar Bahasa Asing untuk alat komunikasi semata.Untuk sebagian kalangan umat Islam,belajar Bahasa Arab juga berarti belajar agama karena Islam disampaikan dengan bahasa Arab (QS. Yusuf:2).Bahkan ada yang menganggap bahasa Arab merupakan bagian dari agama Islam.
Pembelajaran Bahasa Arab dewasa ini masih menghadapi berbagai macam persoalan,baik dari sisi media, maupun metode pembelajarannya.Kendala tersebut dapat dilihat dari hasil atau nilai materi pelajaran yang telah diperoleh oleh para santri yang belum maksimal.Bahkan sebagian dari mereka belum mencapai tujuan yang diharapkan.
Kondisi tersebut tentu tidak dapat dibiarkan terus menerus,akan tetapi membutuhkan solusi yang baik,sehingga kompetensi Bahasa Arab yang dimiliki peserta didik menjadi baik dan dapat diandalkan.Sasaran pembelajaran yang ditekankan pada penguasaan kompetensi berbahasa Arab merupakan salah satu point penting dalam melakukan perbaikan pembelajaran bahasa asing.
Usaha memperoleh kompetensi berbahasa Arab tersebut baik pada maharah istima’,kalam,kitabah,dan qira’ah sangat ditentukan oleh strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.Strategi memiliki peranan yang penting setiap hal,termasuk dalam pembelajaran Bahasa Arab .Apalagi Bahasa Arab ini belum mempunyai lingkungan bahasa (bi’ah lughawiyyah) yang memadahi.Oleh karena itu,pembelajaran Bahasa Arab yang saat ini dapat meningkatkan kualitas para santri dalam memahami dan menggunakan Bahasa Arab,baik sebagai alat komunikasi,ilmiah,dan agama.
Untuk memulai memberikan perhatian pada pendekatan pembelajaran itu adalah dengan berusaha menjelaskan istilah-istilah yang seringkali berkembang karena kemiripan dan dekatnya hubungan diantara masing-masing istilah seperti pendekatan,metode dan teknik pembelajaran. Untuk menjelaskan pengertian ketiga istilah tersebut maka disini diberikan gambaran umum sebelum dijelaskan secara rinci definisi satu persatu. Pendekatan merupakan bingkai umum bagi teknik dan teknik merupakan bentuk pelaksanaan metode. Atau dengan perkataan lain,bahwa teknik adalah pelaksanaan metode yang dipraktikkan bersam-sama dengan pendekatan.
Sedangkan metode secara umum adalah segala hal yang termuat dalam setiap proses pengajaran,baik itu pengajaran matematika,kesenian,olahraga,ilmu alam dan lain sebagainya. Semua proses pengajaran yang baik maupun yang jelek pasti memuat berbagai usaha,memuat berbagai aturan serta didalamnya terdapat saran dan gaya penyajian. Tidak mungkin sebuah proses pengajaran tanpa adanya usaha untuk menyampaikan sesuatu kepada pembelajaran.
Oleh sebab itu metode bisa diberi pengertian sebagai sistematika umum bagi pemilihan,penyusunan dan penyajian materi kebahasaan. Serta yang harus diperhatikan dalam menentukan metode,hendaknya tidak terjadi benturan antara metode dengan pendekatan yang menjadi dasarnya.
1.2    Rumusan Masalah
1)      Bagaimana strategi pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Madrasah tsanawiyah Salafiyah Kajen Margoyoso Pati?
2)       Apa saja metode  pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah tsanawiyah Salafiyah Kajen Margoyoso pati?
1.3    Tujuan Penelitian
a)      Untuk mengetahui metode pembelajaran yang efektif untuk diterapkan di  Madrasah tsanawiyah Salafiyah Kajen Margoyoso Pati
b)      Untuk mengetahui metode yang tepat dalam proses pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah tsanawiyah Salafiyah Kajen Margoyoso Pati
1.4    Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaannya dapat menjadi manfaat sebagaimana berikut.
a.       Secara teoritis :
1)      Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritisasi keilmuan serta memperkaya khazanah keilmuan terkait metode pembelajaran bahasa Arab bagi para santri 
b.      Secara praktis :
1)      Bagi kebijakan pemerintah, sehingga dapat mengimplementasikan metode pembelajaran yang efektif untuk diterapkan dalam kurikulum bahasa Arab berbasis KTSP
2)      Bagi sekolah, untuk meningkatkan kredibilitas guru-guru dalam melaksanakan proses pembelajaran khususnya dalam mengimplementasikan metode pembelajaran bahasa Arab
3)      Bagi guru pengampu,penelitian ini dapat menjadi bahan acuan dalam mengimplementasikan metode pembelajaran bahasa Arab di berbagai sekolah
4)      Bagi masyarakat/orang tua murid penelitian ini berguna untuk membantu penentuan prestasi serta kemajuan murid selama proses pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa Arab
5)      Penelitian ini berguna bagi peneliti lain sebagai masukan dalam kajian yang relevan juga dapat menjadi bekal dalam menimba ilmu pengetahuan dalam rangka menjalankan tugas dan tanggung jawab dimasa mendatang dalam hal metode pembelajaran bahasa Arab.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
A.    Pengertian
Strategi pembelajaran merupakan rencana, aturan – aturan, langkah – langkah serta sarana yang prakteknya akan dilalui dari pembukaan sampai penutupan dalam proses pembelajaran di dalam kelas guna merealisasikan tujuan. karena strategi pembelajaran merupakan operasionalisasi metode, makan akan memuat gaya yang dilakukan guru dalam menyusun pelajaran, seni yang ditampilkan guru dalam proses pembelajaran serta media dan sarana dalam berbagai bentuk yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
B.     Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Berikut ini penjelasan seputar strategi pembelajaran bahasa arab yang meliputi:
1.      Strategi pembelajaran mufrodat (kosa kata)
Para ahli pembelajaran berbeda pendapat mengenai makna bahasa serta tujuan pengajarannya, namun mereka sepakat bahwa pembelajaran mufrodat adalah penting yang perupakan tuntutan dan syarat dasar dalam pembelajaran bahasa asing. Dan sesunggunhnya siswa yang  sedang belajar bahasa apapun dituntut untuk mengetahui mufrodat bahasa yang sedang dipelajari, tanpa mengetahui mufrodat kiranya sulit bahwa tidak akan mungkin siswa akan mampu menguasai ketrampilan bahasa yang dimaksud. Atau boleh dikatakan diawal pembelajaran siswa harus diarahkan untuk memperoleh penguasaan mufrodat dengan baik.
Jadi dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud pembelajaran mufrodat bukan hanya sebagaimana yang dijelaskan di atas, namun siswa dikatakan mampu menguasai mufrodat jika siswa di samping bisa menerjemahkan bentuk-bentuk mufrodat dalam jumlah juga mampu menggunakan dalam jumlah kalimat dengan benar. Artinya tidak hanya sekedar menghafal kosa kata tanpa mengetahui bagaimana menggunakannya dalam komunikasi sesungguhnya. Jadi dalam prakteknya, setelah siswa memahami kosa kata kemudian mereka di ajari untuk menggunakannya dalam bentuk ucapan atau lisan.
Dalam pembelajaran mufrodat, guru harus menyiapkan kosa kata yang tepat bagi siswa-siswinya. Oleh sebab itu guru berpegangan pada prinsip-prinsip kriteria yang jelas. Adapun prinsip-prinsip dalam pemilihan mufrodat yang akn di ajarkan kepada pembelajar asing (selain penutur arab) adalah sebagai berikut:
a)      Tawatur artinya memilih mufrodat yang sering di gunakan.
b)      Tawazzu’ artinya memilih mufrodat yang banyak di gunakan di negara-negara arab, yakni tidak hanya banyak di gunakan di sebagian negara arab.
c)      Mataahiyah artinya memilih kata tertentu dan bermakna tertentu pula, yakni kata-kata yang di gunakan dalam bidang-bidang tertentu.
d)     Ulfah artinya memilih kata-kata yang familier dan terkenal serta meninggalkan kata-kata yang jarang mendengar penggunaannya.
e)      Syumuul artinya memilih kata-kata yang dapat di gunakan dalam berbagai bidang tidak terbatas pada bidang tertentu.
f)       Ahammiyah artinya memilih kata-kata yang sering di butuhkan penggunaannya oleh siswa dari pada kata-kata yang terkadang tidak di butuhkan atau jarang di butuhkan.
g)      ‘uruubah artinya memilih kata-kata arab, yakni memilih kata arab walaupun ada bandingannya dalam bahasa lain.
2.      Strategi pembelajaran nahwu (tata bahasa)
Telah menjadi kesepakatan bahwa penguasaan kaidah-kaidah nahwu bukan merupakan tujuan pembelajaran bahasa, melainkan hanya merupakan sarana untuk membantu para siswa agar mampu berbicara, membaca serta menulis dengan benar. Nahwu merupakan kaidah-kaidah bahasa  yang lahir setelah adanya bahasa. Kaidah-kaidah ini lahir karena adanya kesalahan-kesalahan dalam penggunaan bahasa. Oleh sebab itu sesungguhnya nahwu itu di pelajari agar pengguna bahasa mampu menyampaikan ungkapan bahasa dan mampu memahaminya dengan baik dan benar dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk ucapan.
Sedangkan bentuk-bentuk pembelajaran nahwu berbeda-beda sesuai dengan perbedaan metode pembelajaran bahasa yang di gunakan. Nahwu mempunyai porsi waktu lebih banyak dalam pembelajaran bahasa arab jika menggunakan metode nahwu la tarjamah di banding dengan ketika pembelajaran menggunakan metode mubasyaroh atau sam’iyah syafawiyah. Namun jika pembelajaran nahwu itu di ajarkan secara tersendiri maka terdapat langkah-langkah tertentu.
Ada dua modal pembelajaran nahwu yang di kenal dengan metode qiyasyi dan istiqraiy. Metode qiyasyi ini dengan menyajikan kaidah-kaidah dulu kemudian contoh-contoh. Metode ini metode pertama yang di gunakan dalam pengajaran nahwu. Adapun metode istiqraiy, yakni pengajaran dimulai dengan menampilkan contoh-contoh kemudian di simpulkan menjadi kaidah-kaidah nahwu.
Adapun strategi dan langkah-langkah pembelajaran nahwu sesuai dengan dua metode di atas dalam penerapannya secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Model pertama dengan menggunakan metode qiyasiy:
a.       Guru masuk kelas dan memulai pelajaran dengan mengutarakan tema tertentu.
b.      Guru melanjutkan pelajaran dengan menjelaskan kaidah-kaidah nahwu.
c.       Pelajaran dilanjutkan dengan siswa memahami serta menghapal dengan kaudah-kaidah nahwu.
d.      Kemudian guru mengemukakan contoh-contoh atau teks yang berkaitan dengan kaidah-kaidah.
e.       Guru memberikan kesimpulan-kesimpulan pelajaran.
f.       Setelah di anggap cukup siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan

Model kedua dengan menggunakan metode istiqraiy:
a.       Guru memulai pelajaran dengan menentukan topik atau tema pelajaran.
b.      Guru menampilkan contoh-contoh kalimat atau teks yang berhubungan dengan tema.
c.       Siswa secara bergantian diminta untuk membaca contoh-contoh atau teks yang di tampilkan oleh guru.
d.      Setelah dianggap ckup, gru mulai menjelaskan kaidah-kaidah nahwu yang terdapat dalam contoh atau teks yang berkaitan dengan tema.
e.       Dari  contoh-contoh atau teks, guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan tentang kaidah-kaidah nahwu.
f.       Terakhir siswa diminta untuk mengerjakan latihan-latihan.
3.      Strategi pembelajaran istima’ (mendengarkan)
Istima’ mempunyai peranan penting dalam hidup kita,karena istima’ adalah sarana pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama dalam tahapan-tahapan kehidupannya. Melalui istima’ kita kenal mufrudat, bebtuk-bentuk jumlah dan taraakib. Dan dengan istima’ kita bisa menguasai ketrampilan-ketrampilan bahasa yang lain yaitu kalam,qiro’ah dan kitabah. Dalam pembelajarannya istima’ menggunakan langkah-langkah yang dijelaskan sebagai berikut ini:
Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan guru dalam proses pembelajaran istima’ adalah sebagai berikut:
a.       Harus menjelaskan kepada siswa, maksudnya guru diharapkan bisameminimalisir kesulitan siswa dalam memahami teks istima’ dengan cara yang mudah diterima.
b.      Siswa mendiskusikan materi yang telah dibacakan dan diakhiri dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang berkait dengan tujuan-tujuan yang dimaksud.
c.       Menyuruh siswa untuk membuat ringkasan materi yang telah diterima dan menyampaikan ringkasan tersebut secara lisan dihadapan teman-teman dikelas.
d.      Mengevaluasi pencapaian siswa dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam secara mendalam serta serta dekat dengan tujuan yang hendak dicapai sehingga bisa dipakai untuk megukur tingkat kemajuan siswa.
      Beberapa petunjuk umum dalam pembelajaran istima’ yng harus diperhatikan oleh seorang guru adalah sebagai berikut:
a.       Hendaknya guru menjadi contoh sosok yang baik istima’nya.
b.      Hendaknya guru membuat membuat perencanaan pelajaran istima’ dengan baik.
c.       Hendaknya guru menyajikan pelajaran dengan baik.
d.      Variatif dalam komunikasi, maksudnya tidak hanya terbatas antar guru dengan siswa,bisa jadi antar siswa.
e.       Kejelasan ketrampilan istima’ yang hendak dicapai.
f.       Memperhatikan kondisi siswa
g.      Ucapannya jelas.
h.      Irama dan intonasi ketika berhenti
i.        Mengembangkan kemampuan memperhatikan.
j.        Mengulang-ulang (tidak membatasi pengulangan).
k.      Menyenangkan.
4.      Strategi pembelajaran kalam (berbicara)
Kemampuan untuk menyusun kata-kata yang baik dan jelas mempunyai dampak yang besar dalam hidup manusia. Baik untuk mengungkapkan fikiran-fikirannya atau memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Berbicara dengan bahasa asing merupakan ketrampilan dasar yang menjadi tujuan dari beberapa tujuan pengajaran bahasa. Sebagaimana bicara adalah sebagai sarana  untuk berkominikasi dengan orang lain.
Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan guru dalam proses pembelajaran kalam adalah sebagai berikit:
a)      Bagi pembelajar mubtadi’ (pemula)
1.      Guru mulai melatih bicara dengan memberi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.
2.      Pada saat yang bersamaan siswa diminta untuk belajar mengucapkan kata,menyusun kalimat dan mengungkapkan fikiran.
3.      Guru mengurutkan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa sehingga berakhir membentik sebuah tema yang sempurna.
4.      Guru bisa menyuruh siswa menjawab latihan-latihan syafawiyah, menghafal percakapan, atau menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi teks yang telah siswa baca.
b)      Bagi pelajar mutawasith (lanjutan)
1.      Belajar berbicara dengan bermain peran
2.      Berdiskusi tentang tema tertentu
3.      Bercerita tentang peristiwa yang terjadi pada siswa
4.      Bercerita tentang informasi yang telah didengar dari televisi,radio, atau lain-lainnya.
c)      Bagi pembelajar mutaqaddim (tingkat atas)
1.      Guru memilihkan tema untuk berlatih kalam
2.      Tema yang dipilih hendaknya menarik danberhubungan dengan kehidupan siswa
3.      Tema harus jelas dan terbatas
4.      Mempersilahkan siswa memilih dua tema atau lebih sampai akhirnya siswa bebas memilih tema yang dibicarakan tentang apa yang mereka ketahui.
5.      Strstegi pembelajaran qiro’ah (membaca)
Membaca merupakan materi terpenting diantara marteri-materi pelajaran. Siswa yang unggul dalam pelajaran membaca mereka unggul dalam pelajaaran yang lain pada semua jenjang pendidikan. Begiti juga siswa tidak akan bisa unggul dalam materi manapun dan materi-materi pelajaran kecuali jika siswa mempunyai kemampuan ketrampilan membaca yang baik. Oleh sebab itu membaca merupakan sarana yang utama untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa, lebih-lebih bagi pembelajar bahasa arab non arab dan tinggal diluar negara-negara Arab seperti para pembelajar Indonesia.
Membaca adalah salah satu ketrampilan berbahasa yang tidak mudah dan sederhana, tidak sekedar membunyikan huruf-huruf akan tetapi sebuah ketrampilan yang melibatkan berbagai kerja akal dan fikiran. Membaca merupakan kegiatan yang meliputi semua bentuk-bentuk fikiran, memberi penilaian, memberi keputusan, menganalisis dan mencari pemecahan masalah. Maka terkadang orang yang sedang membaca teks harus berhenti sejenak atau mengulang lagi satu atau dua kalimat yang telah dibaca guna berfikir dan memahami apa yang di maksud oleh bacaan.
Sebelum kita membicarakan strategi dalam pembelajaran qira’ah disini akan dikemukakan terlebih dahulu tujuan dan macam qir’ah. Qira’ah dilihat dari kegiatannya dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.      Qira’ah lahriyah (membaca keras)
2.      Qira,ah shamitah (membaca dalam hati)
dilihat dari tujuannya secar umum, qira’ah dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Qira’ah istimta’yah (membaca refresing)
2.      Qiraatudarsin watahlilin (membaca pelajaran dan analisis)
Ditinjau dari tujuan khusus, qira’ah bisa dibedakan menjadi:
1.      Qira’ah untuk mengisi waktu kosong
2.      Qira’ah untuk mendapatkan pengetahuan tertentu
3.      Qira’ah untuk mendapatkan pengetahuan secara rinci
4.      Qira’ah untuk berfikir kritis
Ditinjau dari tingkat pembelajarannya, qira’ah dibedakan menjadi:
1.      Qira’ah sebagai pengenalan rumus suara, yaitu tingkatan penguasaan mekanik qira’ah
2.      Qira’ah untuk pemahaman, tingkatan membaca dan hubungannya dengan makna
3.      Qira’ah mukatsafah (intensif), tingkatan membaca sebagai pelajaran
4.      Qira’ah tahliliyah (analisis) yang luas, tingkatan membaca yang berhubungan dengan segala yang diungkapkan oleh suatu bahasa, seperti ide dan budaya.
Pertama: qira’ah jahriyah (membaca keras)
Qira’ah jahriyah ini sangat penting pada pembelajaran tingkat pertama, karena macam qira’ah ini memberi kesempatan besar untuk melatih mengucapkan dengan benar, denagn mencocokkan antara membunyikan suara denagn rumus tulisannya. Qira’ah ini sebaiknya tuntas pada tingkat awal dari proses pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran qira’ah jahriyah adalah sebagai berikut:
a.       Pertama-tama guru memulai pelajaran dengan memberi contoh qira’ah jahriyah dengan benar.
b.      Sebaiknya teks yang disajikan pendek serta mudah difahami, sehingga fokus hanya untuk mengucapkan dan tidak pindah untuk berfikir tentang makna kata.
c.       Melatih siswa membaca dengan bersama-sama dan juga secara individu.
d.      Hendaknya guru selalu mencatat kesalahan-kesalahn yang terjadi baik berkaitan dengan suara atau penuturan.
Kedua: qira’ah saamitah (membaca dalam hati)
Qira’ah saamitah dilakukan oleh mata dan fikiran. Pada waktu mata melihat tulisan, fikiran berusaha memahami arti serta pesannya. Qira’ah saamitah ini merupakan ketrampilan bahasa yang sangat penting yang seharusnya di peroleh oleh pembelajar bahasa. Karena dalam ketrampilan ini siswa dengan mudah dapat menambah pengetahuan serta mengembangkan kemampuannya dalam memahami teks.
Seperti perbedaan gambaran metode pembelajaran bahasa kedua untuk pembelajaran qira’ah maka berbeda pula ketrampilan membaca ini. Contohnya jika menggunakan metode nahwu wa tarjamah maka secara ringkas langkah-langkah pembelajaran membaca dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.       Guru memulai pelajaran dengan membacakan teks bahasa Arab.
b.      Kemudian guru menerjemahkan teks ke bahasa siswa.
c.       Terakhir siswa mengulang bacaan yang telah dipelajari.
6.      Strategi pembelajaran kitabah (menulis)
Di antara ketrampilan-ketrampilan berbahasa, ketrampilan menulis adalah ketrampilan tertinggi dari empat ketrampilan berbahasa. Menulis merupakan salah satu sarana berkomunikasi dengan bahasa antara orang dengan orang lainnya yang tidak terbatas oleh tempat dan waktu.
Pembelajaran menulis terpusat pada tiga hal, yaitu:
a.       Kemampuan menulis dengan tulisan yang benar.
b.      Memperbaiki khath
c.       Kemampuan mengungkapkan fikiran secara jelas dan detail.
Disini dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran ketrampilan menulis akan berbeda-beda sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan. Apakah menggunakan metode nahmu wa tarjamah atau menggunakan metode mubasyarah dan atau metode sami’iyah syafawiyah. Karena ketika menggunakan metode nahwu wa tarjamah, pembelajaran menulis bisa dimilai sejak awal, sedang kalau menggunakan metode  mubasyarah atau sami’iyah syafawiyah guru memulai pembelajaran dengan ketrampilan shautiyah setelah itu kemudian memulai menulis.
Trdapat beberapa petunjuk umum berkaitan dengan pembelajaran menulis, yaiti sebagai berikut:
a.       Memperjelas materi yang dipelajari siswa.
b.      Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa.
c.       Mulai mengajarkan menulis dengan waktu yang cukup.
d.      Asas bertahap, dari yang sederhana berlanjut ke yang rumit, contoh pelajaran dimulai dengan:
·         Menyalin huruf
·         Menyalin kata
·         Menulis kalimat sederhana
·         Menulis sebagian kalimat yang ada dalam teks
·         Menulis jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
·         Imla’
·         Mengarang terarah
·         Mengarang bebas
e.       Kebebasan menulis
f.       Pembelajaran khath
g.      Pembelajaran imla’
Dalam pembelajaran menulis, proses pembelajarannya bisa dengan beberapa tingkatan yaitu dimulai dengan pelajaran imla’, khat, sampai ta’bir. Untik mengetahui sampimg-samping tingkatan akan kita bahas dalam pembahsan berikut ini:
a)      Pembelajaran imla’
1.      Imla’ manqul
Tingkat pertama ini dalam pembelajaran menulis bahasa Arab bertujuan untuk memperbaiki kemampuan siswa dalam menulis huruf, dan kata bahasa arab. Tingkat ini penting untuk mendapat [perhatian dalam belajar bahasa Arab karena ada beberapa sebab yang timbul dari aturan penulis bahasa Arab.
2.      Imla’ mandhur
Tingkat imla’ ini kelanjutan dari imla’ manqul di mana pada tingkat ini guru bisa memberikan latihan.
3.      Imla’ ikhtibary
Imla’ ikhtibary dalam pelaksanaannya membutuhkan tiga kemampuan yaitu kemampuan mendengar, kemampuan menghafal apa yang didengar, dan kemampuan untuk menuliskan apa yang didengar sekaligus dalam waktu yang sama.
b)      Pembelajaran ta’bir
Pembelajaran ta’bir ini terbagi menjadi dua yaitu:
1.      Ta’bir muwajjah (terbimbing)
Pada tingkatan ini siswa telah mengenal ejaan dengan beratus-ratus kata dan telah menguasai perbendaharaan kata yang banyak serta telah berkembang konsep-konsepkebahasaannya.
2.      Ta’bir hurr (menulis bebas)
Tingkatan ini merupakan tingkat terakhir dari pembelajaran menulis. Yakni kebebasan untuk memilih tema, mengembangkan fikiran-fikirannya, menggunakan mufrod dan tarkib dalam tulisannya.[1]

2.2  Metode Pembelajaran Bahas Arab
           Sesuai dengan pola pendekatan yang terpusat pada siswa, maka diantara metode yang dapat diterapkan dalam belajar bahasa arab diantaranya adalah:
a.       Al-thariqah al-mubasyirah (metode langsung), yaitu belajar bahasa secara langsung tanpa menggunakan perantara atau tarjamah.
b.      Al-thariqah al-ittishaliyyah (metode komunikasi), yaitu metode yang menekankan pada aspek latihan pola untuk komunikasi saja.
c.       Thariqah unzhur wa qul (lihat dan katakan), yaiti belajar bahasa dengan cara melihat gambar atau tulisan dan kemudian untuk mencoba mengatakan secara langsung.
d.      Al-thariqah al-sami’iyyah al-syafahiyyah, yaitu metode belajar bahas arab yang dilakukan dengan mendengarkan bunyi kemudian mengucapkan sebagaimana mestinya.
e.       Thariqah al-su’al wa al-jawab (metode tanya jawab), yaitu sebuah metode belajar bahasa dengan melontarkan pertanyaan dan jawaban satu sama lain atau kepada guru.
f.       Thariqah al-‘alab al-lughawiyyah (metode permainan bahasa), metode ini di dasarkan bahwa belajar bahasa itu pekerjaan berat maka perlu permainan untuk menghilangkan kejenuhan dalam mempelajari maharah lughawiyyah.[2]

BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
a.    Strategi pembelajaran merupakan rencana, aturan – aturan, langkah – langkah serta sarana yang prakteknya akan dilalui dari pembukaan sampai penutupan dalam proses pembelajaran di dalam kelas guna merealisasikan tujuan.
Berikut ini penjelasan seputar strategi pembelajaran bahasa arab yang meliputi:
1.          Strategi pembelajaran mufrodat (kosa kata)
2.          Strategi pembelajaran nahwu (tata bahasa)
3.          Strategi pembelajaran istima’(mendengarkan)
4.          Strategi pembelajaran kalam (berbicara)
5.          Strategi pembelajarn qira’ah (membaca)
6.          Strategi pembelajaran kitabah (menulis)
b.   Sesuai dengan pola pendekatan yang terpusat pada siswa, maka diantara metode yang dapat diterapkan dalam belajar bahasa arab diantaranya adalah:
1.    Al-thariqah al-mubasyirah (metode langsung)
2.    Al-thariqah al-ittishaliyyah (metode komunikasi)
3.    Thariqah unzhur wa qul (lihat dan katakan)
4.    Al-thariqah al-sami’iyyah al-syafahiyyah
5.    Thariqah al-su’al wa al-jawab (metode tanya jawab)
6.    Thariqah al-‘alab al-lughawiyyah (metode permainan bahasa)
3.2          Saran
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada semua pihak, penulis berusaha memberikan saran – saran demi terlaksananya pembelajaran bahasa arab yang lebih baik khususnya dalam penggunaan metode di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Kajen Margoyoso Pati.
1.   Bagi pemerintah, dalam hal ini Departemen Agama  senantiasa dapat memperhatikan pendidikan yang ada di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Kajen Margoyoso Pati.
2.   Bagi Madrasah, untuk meningkatkan potensi keguruan dalam hal pembbelajaran khususnya dalam pengguanaan metode pembelajaran bahasa arab.
3.   Sebaiknya guru bahasa arab lebih meningkatkan pelaksanaan pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan metode yang efektif sesuai kompetensi para siswa.
4.   Bagi masyarakat atau orang tua siswa, agar dapat membimbing anaknya menjadi lebih giat lagi dalam belajar khususnya belajar bahasa arab. Begitu juga memberikan pendidikan yang bermanfaat lagi untuk masa depan anak.
5.   Untuk siswa, agar lebih meningkatkan kembali belajar di Sekolahan khususnya pada bahasa arab. Karena bahasa arab sangat penting untuk dipelajari agar apa yang kamu cita – citakan dari belajar bahasa arab akan tercapai.


Daftar Pustaka
Hamid Abdul, Mustafa Bisri. 2012. Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. Malang:UIN MALIKI PRESS
Suja’i. 2008. Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab. Semarang : Walisongo Press


[1] Abdul Hamid, Mustofa Bisri, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab,(Malang : UIN MALIKI PRESS, 2012), hlm :67-115
[2] Suja’i, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Semarang : Walisongo Press, 2008), hlm :37-39

0 comments:

Post a Comment