BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Belajar Bahasa Arab bukan sekedar belajar Bahasa Asing untuk alat
komunikasi semata.Untuk sebagian kalangan umat Islam,belajar Bahasa Arab juga
berarti belajar agama karena Islam disampaikan dengan bahasa Arab (QS. Yusuf:2).Bahkan
ada yang menganggap bahasa Arab merupakan bagian dari agama Islam.
Pembelajaran Bahasa Arab dewasa ini masih menghadapi berbagai macam
persoalan,baik dari sisi media, maupun metode pembelajarannya.Kendala tersebut
dapat dilihat dari hasil atau nilai materi pelajaran yang telah diperoleh oleh
para santri yang belum maksimal.Bahkan sebagian dari mereka belum mencapai
tujuan yang diharapkan.
Kondisi tersebut tentu tidak dapat dibiarkan terus menerus,akan tetapi
membutuhkan solusi yang baik,sehingga kompetensi Bahasa Arab yang dimiliki
peserta didik menjadi baik dan dapat diandalkan.Sasaran pembelajaran yang
ditekankan pada penguasaan kompetensi berbahasa Arab merupakan salah satu point
penting dalam melakukan perbaikan pembelajaran bahasa asing.
Usaha memperoleh kompetensi berbahasa Arab tersebut baik pada maharah
istima’,kalam,kitabah,dan qira’ah sangat ditentukan oleh strategi
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.Strategi memiliki peranan yang
penting setiap hal,termasuk dalam pembelajaran Bahasa Arab .Apalagi Bahasa Arab
ini belum mempunyai lingkungan bahasa (bi’ah lughawiyyah) yang memadahi.Oleh
karena itu,pembelajaran Bahasa Arab yang saat ini dapat meningkatkan kualitas
para santri dalam memahami dan menggunakan Bahasa Arab,baik sebagai alat
komunikasi,ilmiah,dan agama.
Untuk memulai memberikan perhatian pada pendekatan pembelajaran itu
adalah dengan berusaha menjelaskan istilah-istilah yang seringkali berkembang
karena kemiripan dan dekatnya hubungan diantara masing-masing istilah seperti
pendekatan,metode dan teknik pembelajaran. Untuk menjelaskan pengertian ketiga
istilah tersebut maka disini diberikan gambaran umum sebelum dijelaskan secara
rinci definisi satu persatu. Pendekatan merupakan bingkai umum bagi teknik dan
teknik merupakan bentuk pelaksanaan metode. Atau dengan perkataan lain,bahwa
teknik adalah pelaksanaan metode yang dipraktikkan bersam-sama dengan
pendekatan.
Sedangkan metode secara umum adalah segala hal yang termuat dalam setiap
proses pengajaran,baik itu pengajaran matematika,kesenian,olahraga,ilmu alam
dan lain sebagainya. Semua proses pengajaran yang baik maupun yang jelek pasti
memuat berbagai usaha,memuat berbagai aturan serta didalamnya terdapat saran
dan gaya penyajian. Tidak mungkin sebuah proses pengajaran tanpa adanya usaha
untuk menyampaikan sesuatu kepada pembelajaran.
Oleh sebab itu metode bisa diberi pengertian sebagai sistematika umum
bagi pemilihan,penyusunan dan penyajian materi kebahasaan. Serta yang harus
diperhatikan dalam menentukan metode,hendaknya tidak terjadi benturan antara
metode dengan pendekatan yang menjadi dasarnya.
1.2
Rumusan Masalah
1) Bagaimana strategi pembelajaran Bahasa
Arab di Pondok Madrasah tsanawiyah Salafiyah Kajen Margoyoso Pati?
2) Apa saja metode pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah
tsanawiyah Salafiyah Kajen Margoyoso pati?
1.3
Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui metode pembelajaran yang
efektif untuk diterapkan di Madrasah
tsanawiyah Salafiyah Kajen Margoyoso Pati
b) Untuk mengetahui metode yang tepat dalam
proses pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah tsanawiyah Salafiyah Kajen
Margoyoso Pati
1.4
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaannya dapat menjadi manfaat
sebagaimana berikut.
a. Secara teoritis :
1) Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi teoritisasi keilmuan serta memperkaya khazanah keilmuan
terkait metode pembelajaran bahasa Arab bagi para santri
b. Secara praktis :
1) Bagi kebijakan pemerintah, sehingga dapat
mengimplementasikan metode pembelajaran yang efektif untuk diterapkan dalam
kurikulum bahasa Arab berbasis KTSP
2) Bagi sekolah, untuk meningkatkan
kredibilitas guru-guru dalam melaksanakan proses pembelajaran khususnya dalam
mengimplementasikan metode pembelajaran bahasa Arab
3) Bagi guru pengampu,penelitian ini dapat
menjadi bahan acuan dalam mengimplementasikan metode pembelajaran bahasa Arab
di berbagai sekolah
4) Bagi masyarakat/orang tua murid
penelitian ini berguna untuk membantu penentuan prestasi serta kemajuan murid
selama proses pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa Arab
5) Penelitian ini berguna bagi peneliti lain
sebagai masukan dalam kajian yang relevan juga dapat menjadi bekal dalam
menimba ilmu pengetahuan dalam rangka menjalankan tugas dan tanggung jawab
dimasa mendatang dalam hal metode pembelajaran bahasa Arab.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
A.
Pengertian
Strategi pembelajaran merupakan rencana,
aturan – aturan, langkah – langkah serta sarana yang prakteknya akan dilalui
dari pembukaan sampai penutupan dalam proses pembelajaran di dalam kelas guna
merealisasikan tujuan. karena strategi pembelajaran merupakan operasionalisasi
metode, makan akan memuat gaya yang dilakukan guru dalam menyusun pelajaran,
seni yang ditampilkan guru dalam proses pembelajaran serta media dan sarana
dalam berbagai bentuk yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
B.
Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Berikut ini penjelasan seputar strategi pembelajaran bahasa arab yang
meliputi:
1. Strategi pembelajaran mufrodat (kosa
kata)
Para ahli pembelajaran berbeda pendapat mengenai makna bahasa serta
tujuan pengajarannya, namun mereka sepakat bahwa pembelajaran mufrodat adalah
penting yang perupakan tuntutan dan syarat dasar dalam pembelajaran bahasa
asing. Dan sesunggunhnya siswa yang
sedang belajar bahasa apapun dituntut untuk mengetahui mufrodat bahasa
yang sedang dipelajari, tanpa mengetahui mufrodat kiranya sulit bahwa tidak
akan mungkin siswa akan mampu menguasai ketrampilan bahasa yang dimaksud. Atau
boleh dikatakan diawal pembelajaran siswa harus diarahkan untuk memperoleh
penguasaan mufrodat dengan baik.
Jadi dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud pembelajaran mufrodat bukan
hanya sebagaimana yang dijelaskan di atas, namun siswa dikatakan mampu
menguasai mufrodat jika siswa di samping bisa menerjemahkan bentuk-bentuk
mufrodat dalam jumlah juga mampu menggunakan dalam jumlah kalimat dengan benar.
Artinya tidak hanya sekedar menghafal kosa kata tanpa mengetahui bagaimana
menggunakannya dalam komunikasi sesungguhnya. Jadi dalam prakteknya, setelah
siswa memahami kosa kata kemudian mereka di ajari untuk menggunakannya dalam
bentuk ucapan atau lisan.
Dalam pembelajaran mufrodat, guru harus menyiapkan kosa kata yang tepat
bagi siswa-siswinya. Oleh sebab itu guru berpegangan pada prinsip-prinsip
kriteria yang jelas. Adapun prinsip-prinsip dalam pemilihan mufrodat yang akn
di ajarkan kepada pembelajar asing (selain penutur arab) adalah sebagai
berikut:
a) Tawatur artinya memilih mufrodat yang
sering di gunakan.
b) Tawazzu’ artinya memilih mufrodat yang
banyak di gunakan di negara-negara arab, yakni tidak hanya banyak di gunakan di
sebagian negara arab.
c) Mataahiyah artinya memilih kata tertentu
dan bermakna tertentu pula, yakni kata-kata yang di gunakan dalam bidang-bidang
tertentu.
d) Ulfah artinya memilih kata-kata yang
familier dan terkenal serta meninggalkan kata-kata yang jarang mendengar
penggunaannya.
e) Syumuul artinya memilih kata-kata yang
dapat di gunakan dalam berbagai bidang tidak terbatas pada bidang tertentu.
f) Ahammiyah artinya memilih kata-kata yang
sering di butuhkan penggunaannya oleh siswa dari pada kata-kata yang terkadang
tidak di butuhkan atau jarang di butuhkan.
g) ‘uruubah artinya memilih kata-kata arab,
yakni memilih kata arab walaupun ada bandingannya dalam bahasa lain.
2. Strategi pembelajaran nahwu (tata bahasa)
Telah menjadi kesepakatan bahwa penguasaan kaidah-kaidah nahwu bukan merupakan
tujuan pembelajaran bahasa, melainkan hanya merupakan sarana untuk membantu
para siswa agar mampu berbicara, membaca serta menulis dengan benar. Nahwu
merupakan kaidah-kaidah bahasa yang
lahir setelah adanya bahasa. Kaidah-kaidah ini lahir karena adanya
kesalahan-kesalahan dalam penggunaan bahasa. Oleh sebab itu sesungguhnya nahwu
itu di pelajari agar pengguna bahasa mampu menyampaikan ungkapan bahasa dan
mampu memahaminya dengan baik dan benar dalam bentuk tulisan maupun dalam
bentuk ucapan.
Sedangkan bentuk-bentuk pembelajaran nahwu berbeda-beda sesuai dengan
perbedaan metode pembelajaran bahasa yang di gunakan. Nahwu mempunyai porsi
waktu lebih banyak dalam pembelajaran bahasa arab jika menggunakan metode nahwu
la tarjamah di banding dengan ketika pembelajaran menggunakan metode mubasyaroh
atau sam’iyah syafawiyah. Namun jika pembelajaran nahwu itu di ajarkan secara
tersendiri maka terdapat langkah-langkah tertentu.
Ada dua modal pembelajaran nahwu yang di kenal dengan metode qiyasyi dan
istiqraiy. Metode qiyasyi ini dengan menyajikan kaidah-kaidah dulu kemudian
contoh-contoh. Metode ini metode pertama yang di gunakan dalam pengajaran
nahwu. Adapun metode istiqraiy, yakni pengajaran dimulai dengan menampilkan contoh-contoh
kemudian di simpulkan menjadi kaidah-kaidah nahwu.
Adapun
strategi dan langkah-langkah pembelajaran nahwu sesuai dengan dua metode di
atas dalam penerapannya secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Model pertama dengan menggunakan metode qiyasiy:
a. Guru masuk kelas dan memulai pelajaran
dengan mengutarakan tema tertentu.
b. Guru melanjutkan pelajaran dengan
menjelaskan kaidah-kaidah nahwu.
c. Pelajaran dilanjutkan dengan siswa
memahami serta menghapal dengan kaudah-kaidah nahwu.
d. Kemudian guru mengemukakan contoh-contoh
atau teks yang berkaitan dengan kaidah-kaidah.
e. Guru memberikan kesimpulan-kesimpulan
pelajaran.
f. Setelah di anggap cukup siswa diminta
mengerjakan soal-soal latihan
Model kedua dengan menggunakan metode
istiqraiy:
a. Guru memulai pelajaran dengan menentukan
topik atau tema pelajaran.
b. Guru menampilkan contoh-contoh kalimat
atau teks yang berhubungan dengan tema.
c. Siswa secara bergantian diminta untuk
membaca contoh-contoh atau teks yang di tampilkan oleh guru.
d. Setelah dianggap ckup, gru mulai
menjelaskan kaidah-kaidah nahwu yang terdapat dalam contoh atau teks yang
berkaitan dengan tema.
e. Dari
contoh-contoh atau teks, guru bersama-sama dengan siswa membuat
kesimpulan tentang kaidah-kaidah nahwu.
f. Terakhir siswa diminta untuk mengerjakan latihan-latihan.
3. Strategi pembelajaran istima’
(mendengarkan)
Istima’ mempunyai peranan penting dalam hidup kita,karena istima’ adalah
sarana pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama dalam
tahapan-tahapan kehidupannya. Melalui istima’ kita kenal mufrudat,
bebtuk-bentuk jumlah dan taraakib. Dan dengan istima’ kita bisa menguasai
ketrampilan-ketrampilan bahasa yang lain yaitu kalam,qiro’ah dan kitabah. Dalam
pembelajarannya istima’ menggunakan langkah-langkah yang dijelaskan sebagai
berikut ini:
Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan guru dalam proses pembelajaran
istima’ adalah sebagai berikut:
a. Harus menjelaskan kepada siswa, maksudnya
guru diharapkan bisameminimalisir kesulitan siswa dalam memahami teks istima’
dengan cara yang mudah diterima.
b. Siswa mendiskusikan materi yang telah
dibacakan dan diakhiri dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang berkait
dengan tujuan-tujuan yang dimaksud.
c. Menyuruh siswa untuk membuat ringkasan
materi yang telah diterima dan menyampaikan ringkasan tersebut secara lisan
dihadapan teman-teman dikelas.
d. Mengevaluasi pencapaian siswa dengan cara
mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam secara mendalam serta serta
dekat dengan tujuan yang hendak dicapai sehingga bisa dipakai untuk megukur
tingkat kemajuan siswa.
Beberapa petunjuk umum dalam
pembelajaran istima’ yng harus diperhatikan oleh seorang guru adalah sebagai
berikut:
a. Hendaknya guru menjadi contoh sosok yang
baik istima’nya.
b. Hendaknya guru membuat membuat
perencanaan pelajaran istima’ dengan baik.
c. Hendaknya guru menyajikan pelajaran
dengan baik.
d. Variatif dalam komunikasi, maksudnya
tidak hanya terbatas antar guru dengan siswa,bisa jadi antar siswa.
e. Kejelasan ketrampilan istima’ yang hendak
dicapai.
f. Memperhatikan kondisi siswa
g. Ucapannya jelas.
h. Irama dan intonasi ketika berhenti
i.
Mengembangkan kemampuan memperhatikan.
j.
Mengulang-ulang (tidak membatasi pengulangan).
k. Menyenangkan.
4. Strategi pembelajaran kalam (berbicara)
Kemampuan untuk menyusun kata-kata yang baik dan jelas mempunyai dampak
yang besar dalam hidup manusia. Baik untuk mengungkapkan fikiran-fikirannya
atau memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Berbicara dengan bahasa asing merupakan
ketrampilan dasar yang menjadi tujuan dari beberapa tujuan pengajaran bahasa.
Sebagaimana bicara adalah sebagai sarana
untuk berkominikasi dengan orang lain.
Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan guru dalam proses pembelajaran
kalam adalah sebagai berikit:
a) Bagi pembelajar mubtadi’ (pemula)
1. Guru mulai melatih bicara dengan memberi
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.
2. Pada saat yang bersamaan siswa diminta
untuk belajar mengucapkan kata,menyusun kalimat dan mengungkapkan fikiran.
3. Guru mengurutkan pertanyaan-pertanyaan
yang harus dijawab oleh siswa sehingga berakhir membentik sebuah tema yang
sempurna.
4. Guru bisa menyuruh siswa menjawab
latihan-latihan syafawiyah, menghafal percakapan, atau menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan isi teks yang telah siswa baca.
b) Bagi pelajar mutawasith (lanjutan)
1. Belajar berbicara dengan bermain peran
2. Berdiskusi tentang tema tertentu
3. Bercerita tentang peristiwa yang terjadi
pada siswa
4. Bercerita tentang informasi yang telah
didengar dari televisi,radio, atau lain-lainnya.
c) Bagi pembelajar mutaqaddim (tingkat atas)
1. Guru memilihkan tema untuk berlatih kalam
2. Tema yang dipilih hendaknya menarik
danberhubungan dengan kehidupan siswa
3. Tema harus jelas dan terbatas
4. Mempersilahkan siswa memilih dua tema
atau lebih sampai akhirnya siswa bebas memilih tema yang dibicarakan tentang
apa yang mereka ketahui.
5. Strstegi pembelajaran qiro’ah (membaca)
Membaca merupakan materi terpenting diantara marteri-materi pelajaran.
Siswa yang unggul dalam pelajaran membaca mereka unggul dalam pelajaaran yang
lain pada semua jenjang pendidikan. Begiti juga siswa tidak akan bisa unggul
dalam materi manapun dan materi-materi pelajaran kecuali jika siswa mempunyai
kemampuan ketrampilan membaca yang baik. Oleh sebab itu membaca merupakan
sarana yang utama untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa, lebih-lebih bagi
pembelajar bahasa arab non arab dan tinggal diluar negara-negara Arab seperti
para pembelajar Indonesia.
Membaca adalah salah satu ketrampilan berbahasa yang tidak mudah dan
sederhana, tidak sekedar membunyikan huruf-huruf akan tetapi sebuah ketrampilan
yang melibatkan berbagai kerja akal dan fikiran. Membaca merupakan kegiatan
yang meliputi semua bentuk-bentuk fikiran, memberi penilaian, memberi
keputusan, menganalisis dan mencari pemecahan masalah. Maka terkadang orang
yang sedang membaca teks harus berhenti sejenak atau mengulang lagi satu atau
dua kalimat yang telah dibaca guna berfikir dan memahami apa yang di maksud
oleh bacaan.
Sebelum kita membicarakan strategi dalam pembelajaran qira’ah disini akan
dikemukakan terlebih dahulu tujuan dan macam qir’ah. Qira’ah dilihat dari
kegiatannya dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Qira’ah lahriyah (membaca keras)
2. Qira,ah shamitah (membaca dalam hati)
dilihat dari tujuannya secar umum,
qira’ah dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Qira’ah istimta’yah (membaca refresing)
2. Qiraatudarsin watahlilin (membaca
pelajaran dan analisis)
Ditinjau dari tujuan khusus, qira’ah bisa
dibedakan menjadi:
1. Qira’ah untuk mengisi waktu kosong
2. Qira’ah untuk mendapatkan pengetahuan
tertentu
3. Qira’ah untuk mendapatkan pengetahuan
secara rinci
4. Qira’ah untuk berfikir kritis
Ditinjau dari tingkat pembelajarannya,
qira’ah dibedakan menjadi:
1. Qira’ah sebagai pengenalan rumus suara,
yaitu tingkatan penguasaan mekanik qira’ah
2. Qira’ah untuk pemahaman, tingkatan
membaca dan hubungannya dengan makna
3. Qira’ah mukatsafah (intensif), tingkatan
membaca sebagai pelajaran
4. Qira’ah tahliliyah (analisis) yang luas,
tingkatan membaca yang berhubungan dengan segala yang diungkapkan oleh suatu
bahasa, seperti ide dan budaya.
Pertama: qira’ah jahriyah (membaca keras)
Qira’ah jahriyah ini sangat penting pada pembelajaran tingkat pertama,
karena macam qira’ah ini memberi kesempatan besar untuk melatih mengucapkan
dengan benar, denagn mencocokkan antara membunyikan suara denagn rumus
tulisannya. Qira’ah ini sebaiknya tuntas pada tingkat awal dari proses
pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran qira’ah jahriyah adalah sebagai berikut:
a. Pertama-tama guru memulai pelajaran
dengan memberi contoh qira’ah jahriyah dengan benar.
b. Sebaiknya teks yang disajikan pendek
serta mudah difahami, sehingga fokus hanya untuk mengucapkan dan tidak pindah
untuk berfikir tentang makna kata.
c. Melatih siswa membaca dengan bersama-sama
dan juga secara individu.
d. Hendaknya guru selalu mencatat
kesalahan-kesalahn yang terjadi baik berkaitan dengan suara atau penuturan.
Kedua: qira’ah saamitah (membaca dalam
hati)
Qira’ah saamitah dilakukan oleh mata dan fikiran. Pada waktu mata melihat
tulisan, fikiran berusaha memahami arti serta pesannya. Qira’ah saamitah ini
merupakan ketrampilan bahasa yang sangat penting yang seharusnya di peroleh
oleh pembelajar bahasa. Karena dalam ketrampilan ini siswa dengan mudah dapat
menambah pengetahuan serta mengembangkan kemampuannya dalam memahami teks.
Seperti perbedaan gambaran metode pembelajaran bahasa kedua untuk
pembelajaran qira’ah maka berbeda pula ketrampilan membaca ini. Contohnya jika
menggunakan metode nahwu wa tarjamah maka secara ringkas langkah-langkah
pembelajaran membaca dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Guru memulai pelajaran dengan membacakan
teks bahasa Arab.
b. Kemudian guru menerjemahkan teks ke
bahasa siswa.
c. Terakhir siswa mengulang bacaan yang
telah dipelajari.
6. Strategi pembelajaran kitabah (menulis)
Di antara ketrampilan-ketrampilan berbahasa, ketrampilan menulis adalah
ketrampilan tertinggi dari empat ketrampilan berbahasa. Menulis merupakan salah
satu sarana berkomunikasi dengan bahasa antara orang dengan orang lainnya yang
tidak terbatas oleh tempat dan waktu.
Pembelajaran menulis terpusat pada tiga
hal, yaitu:
a. Kemampuan menulis dengan tulisan yang
benar.
b. Memperbaiki khath
c. Kemampuan mengungkapkan fikiran secara
jelas dan detail.
Disini dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran ketrampilan menulis
akan berbeda-beda sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan. Apakah
menggunakan metode nahmu wa tarjamah atau menggunakan metode mubasyarah dan
atau metode sami’iyah syafawiyah. Karena ketika menggunakan metode nahwu wa
tarjamah, pembelajaran menulis bisa dimilai sejak awal, sedang kalau
menggunakan metode mubasyarah atau
sami’iyah syafawiyah guru memulai pembelajaran dengan ketrampilan shautiyah
setelah itu kemudian memulai menulis.
Trdapat beberapa petunjuk umum berkaitan dengan pembelajaran menulis,
yaiti sebagai berikut:
a. Memperjelas materi yang dipelajari siswa.
b. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada
siswa.
c. Mulai mengajarkan menulis dengan waktu
yang cukup.
d. Asas bertahap, dari yang sederhana
berlanjut ke yang rumit, contoh pelajaran dimulai dengan:
·
Menyalin huruf
·
Menyalin kata
·
Menulis kalimat sederhana
·
Menulis sebagian kalimat yang ada dalam teks
·
Menulis jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
·
Imla’
·
Mengarang terarah
·
Mengarang bebas
e. Kebebasan menulis
f. Pembelajaran khath
g. Pembelajaran imla’
Dalam pembelajaran menulis, proses pembelajarannya bisa dengan beberapa
tingkatan yaitu dimulai dengan pelajaran imla’, khat, sampai ta’bir. Untik
mengetahui sampimg-samping tingkatan akan kita bahas dalam pembahsan berikut
ini:
a) Pembelajaran imla’
1. Imla’ manqul
Tingkat pertama ini dalam pembelajaran
menulis bahasa Arab bertujuan untuk memperbaiki kemampuan siswa dalam menulis
huruf, dan kata bahasa arab. Tingkat ini penting untuk mendapat [perhatian
dalam belajar bahasa Arab karena ada beberapa sebab yang timbul dari aturan
penulis bahasa Arab.
2. Imla’ mandhur
Tingkat imla’ ini kelanjutan dari imla’
manqul di mana pada tingkat ini guru bisa memberikan latihan.
3. Imla’ ikhtibary
Imla’ ikhtibary dalam pelaksanaannya
membutuhkan tiga kemampuan yaitu kemampuan mendengar, kemampuan menghafal apa
yang didengar, dan kemampuan untuk menuliskan apa yang didengar sekaligus dalam
waktu yang sama.
b) Pembelajaran ta’bir
Pembelajaran ta’bir ini terbagi menjadi
dua yaitu:
1. Ta’bir muwajjah (terbimbing)
Pada tingkatan ini siswa telah mengenal
ejaan dengan beratus-ratus kata dan telah menguasai perbendaharaan kata yang
banyak serta telah berkembang konsep-konsepkebahasaannya.
2. Ta’bir hurr (menulis bebas)
Tingkatan ini merupakan tingkat terakhir
dari pembelajaran menulis. Yakni kebebasan untuk memilih tema, mengembangkan
fikiran-fikirannya, menggunakan mufrod dan tarkib dalam tulisannya.[1]
2.2 Metode
Pembelajaran Bahas Arab
Sesuai dengan pola pendekatan yang
terpusat pada siswa, maka diantara metode yang dapat diterapkan dalam belajar
bahasa arab diantaranya adalah:
a. Al-thariqah al-mubasyirah (metode
langsung), yaitu belajar bahasa secara langsung tanpa menggunakan perantara
atau tarjamah.
b. Al-thariqah al-ittishaliyyah (metode
komunikasi), yaitu metode yang menekankan pada aspek latihan pola untuk
komunikasi saja.
c. Thariqah unzhur wa qul (lihat dan
katakan), yaiti belajar bahasa dengan cara melihat gambar atau tulisan dan
kemudian untuk mencoba mengatakan secara langsung.
d. Al-thariqah al-sami’iyyah al-syafahiyyah,
yaitu metode belajar bahas arab yang dilakukan dengan mendengarkan bunyi
kemudian mengucapkan sebagaimana mestinya.
e. Thariqah al-su’al wa al-jawab (metode
tanya jawab), yaitu sebuah metode belajar bahasa dengan melontarkan pertanyaan
dan jawaban satu sama lain atau kepada guru.
f. Thariqah al-‘alab al-lughawiyyah (metode
permainan bahasa), metode ini di dasarkan bahwa belajar bahasa itu pekerjaan
berat maka perlu permainan untuk menghilangkan kejenuhan dalam mempelajari
maharah lughawiyyah.[2]
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
a. Strategi pembelajaran merupakan rencana,
aturan – aturan, langkah – langkah serta sarana yang prakteknya akan dilalui
dari pembukaan sampai penutupan dalam proses pembelajaran di dalam kelas guna
merealisasikan tujuan.
Berikut ini penjelasan seputar strategi
pembelajaran bahasa arab yang meliputi:
1.
Strategi pembelajaran mufrodat (kosa kata)
2.
Strategi pembelajaran nahwu (tata bahasa)
3.
Strategi pembelajaran istima’(mendengarkan)
4.
Strategi pembelajaran kalam (berbicara)
5.
Strategi pembelajarn qira’ah (membaca)
6.
Strategi pembelajaran kitabah (menulis)
b. Sesuai dengan pola pendekatan yang
terpusat pada siswa, maka diantara metode yang dapat diterapkan dalam belajar
bahasa arab diantaranya adalah:
1. Al-thariqah al-mubasyirah (metode
langsung)
2. Al-thariqah al-ittishaliyyah (metode
komunikasi)
3. Thariqah unzhur wa qul (lihat dan
katakan)
4. Al-thariqah al-sami’iyyah al-syafahiyyah
5. Thariqah al-su’al wa al-jawab (metode
tanya jawab)
6. Thariqah al-‘alab al-lughawiyyah (metode
permainan bahasa)
3.2
Saran
Tanpa
mengurangi rasa hormat kepada semua pihak, penulis berusaha memberikan saran –
saran demi terlaksananya pembelajaran bahasa arab yang lebih baik khususnya
dalam penggunaan metode di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Kajen Margoyoso Pati.
1. Bagi pemerintah, dalam hal ini Departemen
Agama senantiasa dapat memperhatikan
pendidikan yang ada di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Kajen Margoyoso Pati.
2. Bagi Madrasah, untuk meningkatkan potensi
keguruan dalam hal pembbelajaran khususnya dalam pengguanaan metode
pembelajaran bahasa arab.
3. Sebaiknya guru bahasa arab lebih
meningkatkan pelaksanaan pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan metode
yang efektif sesuai kompetensi para siswa.
4. Bagi masyarakat atau orang tua siswa,
agar dapat membimbing anaknya menjadi lebih giat lagi dalam belajar khususnya
belajar bahasa arab. Begitu juga memberikan pendidikan yang bermanfaat lagi
untuk masa depan anak.
5. Untuk siswa, agar lebih meningkatkan
kembali belajar di Sekolahan khususnya pada bahasa arab. Karena bahasa arab
sangat penting untuk dipelajari agar apa yang kamu cita – citakan dari belajar
bahasa arab akan tercapai.
Daftar Pustaka
Hamid Abdul, Mustafa Bisri. 2012. Metode
dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. Malang:UIN MALIKI PRESS
Suja’i. 2008. Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab.
Semarang : Walisongo Press
[1] Abdul Hamid,
Mustofa Bisri, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab,(Malang :
UIN MALIKI PRESS, 2012), hlm :67-115
[2] Suja’i, Inovasi
Pembelajaran Bahasa Arab, (Semarang : Walisongo Press, 2008), hlm :37-39
0 comments:
Post a Comment