BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Motivasi dan Motivasi Belajar.
Istilah motivasi memiliki akar kata dari bahasa latin movere, yang
berarti gerak atu dorongan untuk bergerak. Tu bisa disebut dengan motif yang
diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat
guna mencapai suatu tujuan. Berbagai
ahli memberikan definisi tentang motivasi, motivasi menurut Sumadi
Suryabrata dikutip oleh Djali “motivasi meripakan keadaan yang terdapat dalam
diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna
pencapaian suatu tujuan tertentu.” Dan menurut Greenberg dikutip oleh Djali
juga mengemukakan motivasi merupakan “proses membangkitkan, mengarahkan, dan
memantapkan perilaku kearah suatu tujuan.” Pengertian lain dari motivasi
menurut Mc Donald yang dikutip Wasty Soemanto, “motivasi sebagai perubahan
tenaga didalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan
reaksi-reaksi mencapai tujuan.”
Dari
pendapat para tokoh di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi
merupakan kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat didalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai
suatu tujuan tertentu.
Sedangkan
pengertian motivasi belajar menurut
Abdorrahman Gintings adalah “sesuatu yang menggerakkan atau mendorong siswa
untuk belajar atau menguasai materi pelajaran yang sedang diikutinya.” Dimyati
dan Mudjiono mengemukakan definisi motivasi belajar sebagai “kekuatan mental
yang mendorong terjadinya belajar atau dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan
perilaku manusia (perilaku belajar).” Jadi motivasi belajar merupakan motivasi
(dorongan) internal dan eksternal siswa untuk belajar guna memperoleh prestasi
yang baik.
Dalam
psikologi, motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong
timbulnya suatu tingkah laku. Pendorong timbulnya tingkh laku atau motivasi itu
ada dua macam yaitu: motivasi intrinsik dn motivasi ekstrinsik. Motivasi
intrinsik motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atu motivasi yang erat
hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya ingin memahami suatu konsep, ingin
memperoleh kemampuan,ingin memperoleh pengetahuan.
Perlu
diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan
menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi
tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ketujuan yang ingin di capai adalah
belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan. Dorongan yang
menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan. Kebutuhan untuk menjadi orang
yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivsi itu muncul dari kesadaran
diri sendiri dengan tujuan secara esensial dan bukan hanya sebagi simbol
belaka. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih
efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada
motivasi dari luar atau ekstrinsik.
Motivasi
ekstrinsik ialah motivasi yang datangnya dari luar diri individu, atu motivasi
ini tidak ada kaitannya dengan tujuan belajar, seperti: belajar karena takut
kepad guru atau karna ingin lulus,ingin memperoleh nilai tinggi, yang semuanya
itu tidak berkaitan langsung dengan tujuan belajar yang dilaksanakan. Sebagai contoh seseoarng itu belajar karena
tahu bahwa besok paginya akan ujian dengan harapan dapat nilai baik sehingga
dapat di uji oleh pacarnya atau temannya. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalam aktivitas belajarnya dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar.
Perlu
ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik atau tidak
penting. Dalam kegiatn belajar mengajar tetap berperan penting, dikarenakn
kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis dan mingkin juga komponen-komponen
lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga
dibutuhkan motivasi ekstrinsik.
Peranan motivasi dalam belajar
Motivasi sangat
berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses
belajar,dan dengan motivasi itu pulalah kwalitas hasil belajar siswa juga
kemungkinannya dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti
akan tekun dan berhasil belajarnya. Kepastian itu di mungkinkan oleh sebab
adanya ketiga fungsi motivasi sebagi berikut:
a.
Pendorong orang
untuk berbuat dalam mencapai tujuan.
b.
Penetu arah
perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c.
Penseleksi
perbuatan sehingga perbuatn orang yang mempunyai motivasi senantiasaselektif
dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.
Teori-teori motivasi
Dalam psikologi
dikenal ada beberapa teori
motivasi,mulai dari teori motivasi fisiologis,teori aktualisasi diri
dari Maslow,teori motivasi dari Murray,teori motivasi hasil,teori motivasi dari
psikoanalisis dan teori motivasi intrinsik dan teori motivasi belajar. Berikut
penjelasan masing-masing teori motivasi tersebut:
a.
Teori motivasi fisiologis
Teori ini dikembangkan oleh Morgan dengan
sebutan Central Motive State (CMS) atau keadaan motif sentral. Teori ini
bertumpu pada proses fisiologis yang di pandang sebagai dasar dari perilaku
manusia atau pusat dari semua kegiatan manusia. Ciri-ciri CMS adalah bersifat
tetap, tahan lama bahwa motif sentral itu ada secara terus menerus tanpa bisa
dipengaruhi oleh faktor luar maupun dalam diri individu yang bersangkutan.
b.
Teori Motivasi Aktualisasi Diri dari Maslow
Abraham Maslow (1908-1970) adalah psikolog
humanis yang berpendapat bahwa manusia dapat bekerja ke arah kehidupan yang
lebih baik. Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia.
Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian
kunci dalam mempelajari motivasi manusia. Adapun kelima tingkatan kebutuhan
pokok yang dimaksud dapat di lihat dalam gambar berikut
Keterangan:
1)
Kebutuhan fisioligis: kebutuhan ini merupakan
kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi
biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan,sandang dan
papan,kesehatan fisik.
2)
Kebutuhan rasa aman dan perlindungan: seperti
terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancama
penyakit,perang,kemiskinan,kelaparan,perlakuan tidak adil.
3)
Kebutuhan sosial yang meliputi antara lain
kebutuhan akan di cintai, diperhitungkan sebagai pribadi,diakui sebagai anggota
kelompok,rasa setia kawan,kerja sama.
4)
Kebutuhan akan penghargaan, termasuk kebutuhan
dihargai karen prestasi, kemampuan, kedudukan atau status.
5)
Kebutuhan akan aktualisasi diri seperti antara
lain kebutuhan mempertinggi potensi yang dimiliki pengembangan diri secara
maksimum,kreatifitas dan ekspresi diri.
Menurut Maslow apabila kebutuhan dasar
manusia terpenuhi maka akan timbul kebutuhan yang lebih tinggi lagi. Jika
kebutuhan yang lebih tinggi tersebut pun dapat terpenuhi lagi, manusia akan
mempunyai keinginan yang lebih tinggi dari
sebelumnya,demikian seterusnya.
c.
Teori Motivasi dan Murray
Menurut Murray, kebutuhan adalah
suatu konstruk,konsep dan kekuatan hipotesis. Semua hal itu merupakan suatu
kekuatan yang memiliki dasar fisiokemis yang tidak diketahui pada bagian otak.
Kekuatan tersebut mengorganisasi persepsi, apersepsi, inteleksi, kemauan dan
tindakan. Jadi Murray mengajukan teori tentang mitivasi didasarkan kepada
kebutuhan.
d.
Teori Motivasi Hasil
Teori motivasi hasil dikemukakan oleh David C. Mc Clelland dari Amerika
Serikat. Ahli ini berpandangan bahwa studi psikologi individu dan bangsa dapat
memberikan sumbangan besar dalam memahami motif prestasi (hasil). Mc Clelland
juga mengatakan bahwa motivasi memiliki dua macam faktor penting, yaitu tanda
dari lingkungan (stimulus) dan bangkitnya afeksi pada individu. Menurutnya hal
yang berperan sangat penting dalam mengembangkan motif prestasi adalah keluarga
(orang tua) dan masyarakat sekitarnya.
e.
Teori Motivasi dari Psikoanalisis
Teori motivasi psikoanalisis dikemukakan oleh Freud (1915) dengan
didasarkan kepada struktur kepribadian. Dalam menyusun teorinya, Freud lebih
menekankan pentingnya pengalaman masa kecil (kanak-kanak) untuk masa dewasa.
Menurut Freud, dorongan-dorongan
instingtif menjadi motivator pokok pada tingkah laku manusia. Sebelumnya
Freud juga mengajukan konsep insting sebagi sumber stimulus dari dalam.
f.
Teori Motivasi Instrinsik
Pencetus teori motivasi instrinsik, yaitu Hariow dan kawan-kawannya
pada tahun 1950. Sebelum mengemukakan
pendapatnya terlebih dahulu Harlow dan kawan-kawannya mengadakan
percobaan-percobaan tentang motif instrinsik pada sejumlah kera. Hasil yang
mereka peroleh yaitu kera-kera percobaan ternyata mampu memecahkan masalah-masalah tanpa harus di
berinya hadiah ekstrinsik. Justru hal yang terjadi adalah jika kera percobaan
diberi hadiah ekstrinsik, hal itu justru menyebabkan belajar menjadi tidak
efisien. Dari hasil percobaan tersebut Harlow dan kawan-kawannya menyimpulkan
adanya peran penting yang datangnya dari dalam diri kera-kera itu yang
disebutnya sebagi motivasi atau dorongan instrinsik.
Motivasi dalam pembelajaran
Pentingnya
peran motivasi dalam proses pembelajaran perlu difahami oleh pendidik agar
dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi
dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dri dalam maupun dari
luar, untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan
tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran. Peran motivasi dalam
proses pembelajaran, dapat dianologikan sebagi bahn bakar untuk menggerakkan
mesin motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa berperilaku aktif
untuk berprestasi dalam kelas.
0 comments:
Post a Comment