Tuesday, March 26, 2019

makalah fiqh lughoh samiyah


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam studi bahasa, manusia telah mengenal bahasa sejak masa lalu, karena bahasa merupakan simbol yang membedakan manusia dari segala jenis ciptaan Allah yang lainnya. Bahasa merupakan sebuah sistem yang digunakan manusia untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Menurut pengalaman nyata, bahasa itu selalu muncul dalam bentuk  tutur individual (individual act of speech). Dapat disimpulkan wujud bahasa ialah bahasa lisan.[1]
Kemudian bahasa Semit, ia merupakan bahasa yang muncul dari kaum sammiyah sejarah mengatakan bahasa ini merupakan bahasa yang menghasilkan atau melahirkan beberapa bahasa mungkin ini di sebabkan karna, bangsa ini  berpencar ke berbagai wilayah. Dari sinilah kami akan mencoba membahas tentang sekilas bahasa Semit.
1.2 Rumusan Masalah
1.  Bagaimana asal usul munculnya bahasa semit?
2.  Apa saja ciri ciri bahasa semit?
3.  Bagaimana penyebaran bahasa semit?



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asal usul munculnya bahasa semit
Sebelum  sampai pada pengertian bahasa Semit, terlebih dahulu mengutip sebuah perkataan Ibnu Katsir yang mengatakan bahwa seluruh bani adam di bumi berasal dari 3 anak Nabi Nuh As yang tersisa yakni Yafits, Sam dan Ham (adapun Kan’an meninggal dalam bahtera banjir).  Kemudian Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Sam adalah bapak orang Arab, Ham adalah bapak orang Habsyi, dan Yafits adalah bapak orang Romawi.
Bahasa Semit merupakan sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh lebih dari 200 juta jiwa, terutama di Timur Tengah, Afrika Utara dan Afrika Timur. Bahasa Semit termasuk bahasa-bahasa yang sudah awal dituliskan dengan bahasa Akkadia pada awal millennium ketiga SM (sebelum Masehi).
Yang dimaksud dengan bangsa Semit adalah bangsa yang merupakan keturunan Sam bin Nuh As. Ada beberapa teori yang menjelaskan asal-usul bangsa Semit, di antara sebagai berikut:
·         Teori Afrika
Teori Afrika ini dikemukakan oleh Theodor Noldeke. Ia mengatakan bahwa “ Keserumpunan Bangsa Semit dan Bangsa Hemit menunjukkan bahwa kawasan asal Bangsa Semit adalah Afrika ”. Bangsa Hemit adalah penduduk asli Afrika.
Theodor Noldeke mendasarkan teorinya ini pada kesamaan bentuk fisik antara Bangsa Semit dan Bangsa Hemit. Kesamaan bentuk fisik dari kedua bangsa tersebut yaitu mereka sama-sama memiliki ukuran tulang betis yang kecil dan keduanya memiliki bentuk rambut yang keriting.
·         Teori Armenia
Teori ini dikemukakan oleh seorang peneliti dari Perancis yang bernama Ernest Renan. Bersama pendukungnya  ia mengatakan bahwa bangsa Semit datang dari tempat-tempat tertentu dari bangsa Armenia. Ia mengatakan bahwa bahasa semit berasal dari kawasan Armenia. Ia mendasarkan teorinya pada isi Kitab perjanjian Lama (Bible).


·         Teori Babilonia
Teori ini dikemukakan oleh dua orang peneliti yang bernama Ignatius Guidi dan Frest Hummel. mereka mengatakan dalam tulisannya yang diterbitkan tahun 1879 " Kawasan asal bangsa semit adalah hilir sungai Eufrat yaitu lembah Daratan Irak (Babilonia). mereka mendasarkan teorinya ini dengan ditemukannya kesamaan sebagian besar nama-nama dan istilah dai Babilonia lebih dekat dengan Bahasa Akkadia.
·         Teori Arab
Tokohnya antara lain adalah Sprenger, de Goideh, Keitani, dan D. Moscati. Mereka berpendapat bahwa Jazirah Arabia adalah buaian (tempat kelahiran) pertama bangsa Semitik. Mereka menunjukkan bukti-bukti yang sangat kuat diantaranya: Jika sejarah menyebutkan bahwa bangsa Semit hidup di luar Jazirah Arab, maka pernyataan itu dapat diterima, akan tetapi mereka tinggal di sana setelah berimigrasi dari Jazirah Arab. Karena dalam sejarah juga disebutkan bahwa kawasan subur di antara dua sungai Tigris dan Eufrat selalu didatangi oleh berbagai suku Badwi (nomaden) yang datang dari kawasan padang pasir Arab, sampai akhirnya kawasan ini bahkan kawasan Asia Barat secara keseluruhan dan juga kawasan Afrika Utara dipenuhi oleh sejumlah besar manusia yang kemudian disebut dengan gelombang manusia Arab.
a.  Pola imigrasi yang dilakukan oleh bangsa Semit kuno adalah sama. Semua bukti   sejarah mengatakan bahwa mereka keluar dari Jazirah Arab menuju kawasan subur di sekitar mereka. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Jazirah Arab merupakan kawasan asal bangsa Semit.
b. Sejarah menunjukkan bahwa sejak periode awal sejarah ummat manusia semua kawasan di Timur tengah dihuni oleh bangsa bukan Semit, kecuali kawasan Jazirah Arab. Sejarah tidak pernah menyebutkan bahwa bangsa Akkadia adalah penduduk asli kawasan di antara Tigris dan Eufrat, tetapi sejarah menyebutkan bahwa bangsa Akkadia adalah orang asing yang datang ke sana dan menaklukkan penduduk asli yang dikenal dengan bangsa Sumeriy. Salah seorang Raja bangsa Semit di Irak, yaitu Sarjun I (2600 SM) menulis dalam sebuah artefak yang menunjukkan bahwa dia bersama keluarganya datang ke Irak dari kawasan Timur Jazirah Arab.
teori yang paling sering dijadikan rujukan adalah teori yang menyebutkan bahwa bangsa Semit berasal dari Jazirah Arab. Teori ini dikemukakan oleh Esbiringer dkk. Mereka berpendapat bahwa Jazirah Arab merupakan kawasan asal bangsa Semit.  Dari sanalah mereka berpencar ke berbagai kawasan sekitar yang lebih subur karna pada dasarnya bangsa ini selalu berpindah-pindah (Nomaden) dan berperadaban seperti ke kawasan di antara dua sungai Eufrat dan Tigris, Suria, Palestina, Etiopia, Afrika Utara, dan Mesir. Di sanalah mereka kemudian mendirikan negara-negara dan kerajaan-kerajaan.

2.3 Ciri-ciri bahasa semit
            Sedangkan kalau kita melihat ciri-ciri bahasa semit secara singkat dapat diketahui sebagai berikut:
a.       Bahasa semit lebih banyak menggunakan konsonan daripada vokal.
b.      Banyak sekali kata yang terdapat maknanya terkandung dalam tiga konsonan akar kata, lalu diberi awalan atau sisipan untuk mengubah maknanya.
c.       Bahasa semit banyak menggunakan huruf paringal/tenggorokan
d.      Bahasa semit juga tidak terlalu memperhatikan cabang-cabang dari kata verbal,lampau,kini dan akan datang.
Fonologi
e.       Penulisan didasarkan pada huruf konsonan tanpa huruf vokal
f.       Memiliki spesifikasi dengan dua huruf pharyngeal (khalqiy), yaitu huruf  ھ (ha’)” dan “ ع (‘ain)
Morfologi
g.      Memiliki persamaan dalam konstruksi kata benda, mufrad, mutsanna , dan jama’
h.      Demikian pula dalam hal konstruksi kata kerja dalam hal waktu, jenis kata ada tambahan huruf atau tidak ada tambahan
i.        Jenis huruf sahih atau illat
j.        Sebagian besar kosa-katanya berjumlah tiga huruf.
k.      Hampir tidak memiliki kata benda tarkib majzi kecuali di dalam al-’adad, seperti: خمشة عشر (khamsyata ‘asyara), berbeda dengan bahasa Aria.
l.        Derivasi (isytiqaq).
Sintaksis
m.    Mengenal istilah flektif: ‘I’rab, rafa’ (dummah), fath (nasb), jar (kasr)
n.      Antar status dalam kalimat ada kesesuaian yang sangat ketat. Misalnya antara S (mubtada’) dan P (khabar) harus sesui dalam jumlah dan jenisnya.[2]


2.4 Penyebaran bahasa semit [3]
Image


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
v  Bahasa semit adalah bahasa yang lahir dari kaum samiyah yang mana berasal dari anak nabi nuh yaitu Sam bin Nuh.
v  Ciri-ciri bahasa semit meliputi fonologi, morfologi, dan sintaksis.
v  Secara garis besar bahasa Samiyah terbagi kepada dua bagian yaitu Samiyah bagian timur dan Samiyah bagian barat. Bahasa samiyah bagian timur adalah bahasa Akkaida  dan kedua cabangnnya yaitu Babilonia dan Assiria. Sedangkan Samiyah bagian Barat  terbagi kepada dua bagian yaitu bagian barat daya dan bagian barat laut.


DAFTAR PUSTAKA
Stephen Ulmann, Semantics An Introduction to the Science of Meaning, Diterjemahkan, Sumarsono, Pengantar Semantik (Cet. II; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009)
PPT Fiqh Lughoh Habibi Muhammad Luthfi.
http://belajar.dedeyahya.web.id/2012/10/penyebaran-bahasa-samiyah-semit.html



[1]Stephen Ulmann, Semantics An Introduction to the Science of Meaning, Diterjemahkan, Sumarsono, Pengantar Semantik (Cet. II; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009), hlm. 13.
[2] PPT Fiqh Lughoh Habibi Muhammad Luthfi
[3] http://belajar.dedeyahya.web.id/2012/10/penyebaran-bahasa-samiyah-semit.html


0 comments:

Post a Comment