BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam studi
bahasa, manusia telah mengenal bahasa sejak masa lalu, karena bahasa merupakan
simbol yang membedakan manusia dari segala jenis ciptaan Allah yang lainnya.
Bahasa merupakan sebuah sistem yang digunakan manusia untuk berkomunikasi baik
secara lisan maupun tulisan. Menurut pengalaman nyata, bahasa itu selalu
muncul dalam bentuk tutur individual (individual
act of speech). Dapat disimpulkan wujud bahasa ialah bahasa lisan.[1]
Kemudian bahasa
Semit, ia merupakan bahasa yang muncul dari kaum sammiyah sejarah mengatakan
bahasa ini merupakan bahasa yang menghasilkan atau melahirkan beberapa bahasa
mungkin ini di sebabkan karna, bangsa ini
berpencar ke berbagai wilayah. Dari sinilah kami akan mencoba membahas
tentang sekilas bahasa Semit.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal usul
munculnya bahasa semit?
2. Apa saja ciri ciri bahasa
semit?
3. Bagaimana penyebaran
bahasa semit?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asal
usul munculnya bahasa semit
Sebelum
sampai pada pengertian bahasa Semit, terlebih dahulu mengutip sebuah
perkataan Ibnu Katsir yang mengatakan bahwa seluruh bani adam di bumi berasal
dari 3 anak Nabi Nuh As yang tersisa yakni Yafits, Sam dan Ham (adapun Kan’an
meninggal dalam bahtera banjir). Kemudian Imam Ahmad meriwayatkan bahwa
Rasulullah Saw bersabda: “Sam adalah bapak orang Arab, Ham adalah bapak orang
Habsyi, dan Yafits adalah bapak orang Romawi.
Bahasa Semit
merupakan sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh lebih dari 200 juta jiwa,
terutama di Timur Tengah, Afrika Utara dan Afrika
Timur. Bahasa Semit termasuk bahasa-bahasa yang sudah awal dituliskan dengan bahasa Akkadia pada awal
millennium ketiga SM (sebelum Masehi).
Yang dimaksud
dengan bangsa Semit adalah bangsa yang merupakan keturunan Sam bin Nuh As. Ada
beberapa teori yang menjelaskan asal-usul bangsa Semit, di antara sebagai
berikut:
·
Teori Afrika
Teori
Afrika ini dikemukakan oleh Theodor Noldeke. Ia mengatakan bahwa “ Keserumpunan
Bangsa Semit dan Bangsa Hemit menunjukkan bahwa kawasan asal Bangsa Semit
adalah Afrika ”. Bangsa Hemit adalah penduduk asli Afrika.
Theodor Noldeke mendasarkan teorinya ini pada kesamaan bentuk fisik antara Bangsa Semit dan Bangsa Hemit. Kesamaan bentuk fisik dari kedua bangsa tersebut yaitu mereka sama-sama memiliki ukuran tulang betis yang kecil dan keduanya memiliki bentuk rambut yang keriting.
Theodor Noldeke mendasarkan teorinya ini pada kesamaan bentuk fisik antara Bangsa Semit dan Bangsa Hemit. Kesamaan bentuk fisik dari kedua bangsa tersebut yaitu mereka sama-sama memiliki ukuran tulang betis yang kecil dan keduanya memiliki bentuk rambut yang keriting.
·
Teori Armenia
Teori ini dikemukakan oleh seorang peneliti
dari Perancis yang bernama Ernest Renan. Bersama pendukungnya ia mengatakan bahwa bangsa Semit datang dari
tempat-tempat tertentu dari bangsa Armenia. Ia mengatakan bahwa bahasa semit
berasal dari kawasan Armenia. Ia mendasarkan teorinya pada isi Kitab perjanjian
Lama (Bible).
·
Teori Babilonia
Teori
ini dikemukakan oleh dua orang peneliti yang bernama Ignatius Guidi dan Frest
Hummel. mereka mengatakan dalam tulisannya yang diterbitkan tahun 1879 "
Kawasan asal bangsa semit adalah hilir
sungai Eufrat yaitu lembah Daratan Irak (Babilonia). mereka mendasarkan
teorinya ini dengan ditemukannya kesamaan sebagian besar nama-nama dan istilah
dai Babilonia lebih dekat dengan Bahasa Akkadia.
·
Teori Arab
Tokohnya antara
lain adalah Sprenger, de Goideh, Keitani, dan D. Moscati. Mereka berpendapat
bahwa Jazirah Arabia adalah buaian (tempat kelahiran) pertama bangsa Semitik.
Mereka menunjukkan bukti-bukti yang sangat kuat diantaranya: Jika sejarah
menyebutkan bahwa bangsa Semit hidup di luar Jazirah Arab, maka pernyataan itu
dapat diterima, akan tetapi mereka tinggal di sana setelah berimigrasi dari
Jazirah Arab. Karena dalam sejarah juga disebutkan bahwa kawasan subur di
antara dua sungai Tigris dan Eufrat selalu didatangi oleh berbagai suku Badwi
(nomaden) yang datang dari kawasan padang pasir Arab, sampai akhirnya kawasan
ini bahkan kawasan Asia Barat secara keseluruhan dan juga kawasan Afrika Utara
dipenuhi oleh sejumlah besar manusia yang kemudian disebut dengan gelombang
manusia Arab.
a. Pola imigrasi yang dilakukan oleh bangsa
Semit kuno adalah sama. Semua bukti
sejarah mengatakan bahwa mereka keluar dari Jazirah Arab menuju kawasan
subur di sekitar mereka. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Jazirah Arab
merupakan kawasan asal bangsa Semit.
b. Sejarah
menunjukkan bahwa sejak periode awal sejarah ummat manusia semua kawasan di
Timur tengah dihuni oleh bangsa bukan Semit, kecuali kawasan Jazirah Arab.
Sejarah tidak pernah menyebutkan bahwa bangsa Akkadia adalah penduduk asli
kawasan di antara Tigris dan Eufrat, tetapi sejarah menyebutkan bahwa bangsa
Akkadia adalah orang asing yang datang ke sana dan menaklukkan penduduk asli
yang dikenal dengan bangsa Sumeriy. Salah seorang Raja bangsa Semit di Irak,
yaitu Sarjun I (2600 SM) menulis dalam sebuah artefak yang menunjukkan bahwa
dia bersama keluarganya datang ke Irak dari kawasan Timur Jazirah Arab.
teori yang
paling sering dijadikan rujukan adalah teori yang menyebutkan bahwa bangsa
Semit berasal dari Jazirah Arab. Teori ini dikemukakan oleh Esbiringer
dkk. Mereka berpendapat bahwa Jazirah Arab merupakan kawasan asal bangsa
Semit. Dari sanalah mereka berpencar ke berbagai kawasan sekitar yang
lebih subur karna pada dasarnya bangsa ini selalu berpindah-pindah (Nomaden)
dan berperadaban seperti ke kawasan di antara dua sungai Eufrat dan Tigris,
Suria, Palestina, Etiopia, Afrika Utara, dan Mesir. Di sanalah mereka kemudian
mendirikan negara-negara dan kerajaan-kerajaan.
2.3 Ciri-ciri bahasa semit
Sedangkan kalau kita melihat ciri-ciri bahasa semit secara singkat dapat diketahui sebagai berikut:
a.
Bahasa
semit lebih banyak menggunakan konsonan daripada vokal.
b.
Banyak
sekali kata yang terdapat maknanya terkandung dalam tiga konsonan akar kata,
lalu diberi awalan atau sisipan untuk mengubah maknanya.
c.
Bahasa
semit banyak menggunakan huruf paringal/tenggorokan
d.
Bahasa
semit juga tidak terlalu memperhatikan cabang-cabang dari kata
verbal,lampau,kini dan akan datang.
Fonologi
e.
Penulisan
didasarkan pada huruf konsonan tanpa huruf vokal
f.
Memiliki
spesifikasi dengan dua huruf pharyngeal (khalqiy), yaitu huruf “ھ (ha’)” dan “ ع (‘ain)
Morfologi
g.
Memiliki
persamaan dalam konstruksi kata benda, mufrad, mutsanna , dan jama’
h.
Demikian
pula dalam hal konstruksi kata kerja dalam hal waktu, jenis kata ada tambahan
huruf atau tidak ada tambahan
i.
Jenis
huruf sahih atau illat
j.
Sebagian
besar kosa-katanya berjumlah tiga huruf.
k.
Hampir
tidak memiliki kata benda tarkib majzi kecuali di dalam al-’adad,
seperti: خمشة عشر (khamsyata ‘asyara), berbeda dengan bahasa Aria.
l.
Derivasi
(isytiqaq).
Sintaksis
m.
Mengenal istilah flektif: ‘I’rab, rafa’
(dummah), fath (nasb), jar (kasr)
n.
Antar status dalam kalimat ada kesesuaian
yang sangat ketat. Misalnya antara S (mubtada’) dan P (khabar) harus sesui
dalam jumlah dan jenisnya.[2]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
v Bahasa semit adalah bahasa yang lahir dari kaum samiyah yang mana
berasal dari anak nabi nuh yaitu Sam bin Nuh.
v Ciri-ciri bahasa semit meliputi fonologi, morfologi, dan sintaksis.
v Secara garis besar bahasa Samiyah terbagi kepada dua
bagian yaitu Samiyah bagian timur dan Samiyah bagian barat. Bahasa samiyah bagian timur adalah
bahasa Akkaida dan kedua cabangnnya yaitu Babilonia dan Assiria. Sedangkan Samiyah bagian Barat terbagi
kepada dua bagian yaitu bagian barat daya dan bagian barat laut.
DAFTAR PUSTAKA
Stephen Ulmann, Semantics An Introduction to
the Science of Meaning, Diterjemahkan, Sumarsono, Pengantar Semantik (Cet.
II; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009)
PPT
Fiqh Lughoh Habibi Muhammad Luthfi.
http://belajar.dedeyahya.web.id/2012/10/penyebaran-bahasa-samiyah-semit.html
[1]Stephen Ulmann, Semantics
An Introduction to the Science of Meaning, Diterjemahkan, Sumarsono, Pengantar
Semantik (Cet. II; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009), hlm. 13.
[2]
PPT Fiqh Lughoh
Habibi Muhammad Luthfi
0 comments:
Post a Comment