Thursday, December 5, 2019

Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Proses pembelajaran dengan mengaplikasikan bebagai model-model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan minat, motivasi dan hasil belajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui meningkat atau rendah setelah dilaksanakan sebuah evaluasi. Proses evluasi dapat diketahui melalui pengkuran dan penilaian. Pengukuran bersifat kuantitatif sedangkan penilaian bersifat kualitatif. Proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Keputusan dan pendapat akan dipengaruhi oleh kesan pribadi dari yang membuat keputusan.
Pengukuran dalam bidang pendidikan erat kaitannya dengan tes. Hal ini dikarenakan salah satu cara yang sering dipakai untuk mengukur hasil yang telah dicapai siswa adalah dengan tes. Penilaian merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dalam sistem pendidikan saat ini. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh siswa. Tentu saja untuk itu diperlukan sistem penilaian yang baik dan tidak bias. Sistem penilaian akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan strategi pemeblajaran. Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu memberiakn motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya. Oleh karena itu, penulis membahas dalam makalah ini mengenai prinsip dan teknis evaluasi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran?
2.      Bagaimana teknis dalam evaluasi pembelajaran?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka kegiatan evaluasi harus bertitik dari prinsip-prinsip umum sebagai berikut :
a.       Komprehensif, artinya bahwa penilaian itu sejauh mungkin harus mengenai/menyasar kepada semua aspek dari keseluruhan kepribadian. Serta dalam penilaian ini harus mencakup hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan merekan misalnya kerajinan, kelakuan, sikap sosialnya, kegiatan selama mengikuti pelajaran dan seterusnya (Amier Daien, 1998).
b.      Kontinuitas, artinya kita harus mengadakan penilaian terhadap murid secara terus menerus selama proses pelaksanaan tanpa putus-putus.
c.       Adil dan Obyektif, dalam melaksanakan evalusai guru harus berlaku adil dan tanpa pilih kasih kepada semua peserta didik. Guru juga hendaknya bertindak secara obyektif, apa adanya sesuai dengan kemampuan peserta didik.
d.      Kooperatif, dalam kegiatan evaluasi hendaknya guru bekerjasama dengan semua pihak, seperti orang tua, peserta didik, sesama guru, kepala sekolah dan termasuk peserta didik itu sendiri.
e.       Praktis, maksudnya prektis mengandung arti mudah digunakan baik oleh guru itu sendiri yang menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat tersebut.
Menurut Arikunto (2005:24-25), prinsip evaluasi merupakan triagulasi yang meliputi tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran atau KBM, dan evaluasi.[1]
a)    Hubungan antara tujuan dengan KBM
Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengcu pada tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, anak panah yang menunjukkan hubungan antara keduanya mengarah pada tujuan ke KBM, menunjukkan langkah dari tujuan dilanjutkan pemikirannya ke KBM.[2]

b)      Hubungan tujuan dengan evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai. Dalam menyusun alat evaluasi perlu mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan.
c)      Hubungan antara KBM dengan evaluasi
KBM dirancang dan disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan, alat evaluasi disusun dengan mengacu pada tujuan, mengacu atau disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan.

B.     Teknik dalam Evaluasi Pembelajaran
Untuk melakukan evaluasi dalam hasil pembelajaran alat evaluasi yang paling banyak digunakan adalah tes, karena dalam pembahasan hasil pembelajaran lebih menekankan pada pemberian nilai terhadap skor dan hasil tes.
Tes merupakan suatu cara atau alat untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa tersebut.
a.      Teknik Tes
Tes merupakan alat ukur yang standar dan obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Dapat dipastikan akan mampu memberikan informasi yang tepat dan obyektif tentang obyek yang hendak diukur baik berupa psikis maupun tingkah lakunya, sekaligus juga dapat membandingkan antara seseorang dengan orang lain.
Ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
1)        Tes Tertulis
Yaitu jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan teste memberikan jawabannya juga secara tertulis.

2)        Tes Lisan
Yaitu tes dimana testyer dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan dan teste memberikan jawabannya seara lisan juga.
       Dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria dapat dihasilkan alat tes (soal-soal) yang berkualitas memenuhi syarat-syarat diantaranya :
·      Shahih (valid) yaitu mengukur yang harus diukur, sesuai dengan tujuan.
·      Relevan yaitu diuji sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
·      Spesifik, soal hanya dapat dijawab oleh peserta didik.
·      Representatif, soal mewakili materi ajan.r secara keseluruhan.
b.      Teknik Nontes
Teknik nontes sangat penting dalam mengevaluasi siswa pada ranah afektif dan psikomotor, berbeda dengan teknik tes yang lenih menekankan aspek kognitif. Teknik penilaian nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan tes. Teknik penilaian ini pda umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh mengenai sikap, tingkah laku, sifat, sosial, ucapan riwayat hidup dan lian-lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan baik individual maupun secara kelompok.
Adapun yang masuk dalam teknik dalam teknis non tes adalah :
a.         Skala Bertingkat (rating scale)
Skala yang menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil perkembangan. Misal, kecenderungan seseorang terhadap jeis kesenian tertentu.[3]
b.        Kuesioner
Kuesioner juga sering dikenal dengan nama angket. Pada dasranya, kuesioner adalah berupa daftar pertanyaan yang harus diisi oleh seseorang yang akan diukur (responden).
c.         Daftar Cocok (chek list)
Adalah deretan pertanyaan, dimana responden yag dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok di tempat yang sudah disediakan.
d.        Wawancara (interview)
Merupakan suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
e.         Pengamatan (observasi)
Adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
f.         Riwayat Hidup
Adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subyek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan dan sikap dari obyek yang dinilai.[4]



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Tes merupakan suatu cara atau alat untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa.
Dalam teknis tes terdapat dua teknis : - Tertulis
-          Lisan
Adapun yang masuk dalam teknik dalam teknis non tes adalah :
a.                   Skala Bertingkat (rating scale)
b.                   Kuesioner
c.       Daftar Cocok (chek list)
d.      Wawancara (interview)
e.       Pengamatan (observasi)
f.       Riwayat Hidup



DAFTAR PUSTAKA

Wayan Nur Kancana Dan Sumartana,”Evaluasi Pendidikan “, Usana Ofset Printing,Surabaya,
Mulyadi, “evaluasi pendidikan” cet.1,UIN MALIKI PREES,Malang,2010,



[1] Mulyadi, “evaluasi pendidikan” cet.1,UIN MALIKI PREES,Malang,2010, hlm.15
[2] http://risqinisa.wordpress.com/2011/01/05/alat-evaluasi-pembelajaran/
[3]  http://risqinisa.wordpress.com/2011/01/05/alat-evaluasi-pembelajaran/

[4] Wayan Nur Kancana Dan Sumartana,”Evaluasi Pendidikan “, Usana Ofset Printing,Surabaya,Hlm.25-27

1 comments:

  1. Gambling Commission: Gambling Commission (CJ) review 2021
    › 2021/10/02 › 순천 출장안마 cj-review › 2021/10/02 › 김포 출장안마 cj-review Gambling Commission: 보령 출장안마 Gambling Commission 남원 출장샵 (CJ) review 2021 - find 김포 출장샵 out about gambling licence, payment methods and other issues.

    ReplyDelete